Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Calon Bupati Bantul Dipanggil Bawaslu, Terkait Video Bagi-bagi Uang

Kompas.com - 26/11/2020, 21:37 WIB
Markus Yuwono,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com-Pasangan calon nomor urut 2 dalam Pilkada Bantul, Suharsono-Totok Sudarto, dipanggil Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu).

Pemanggilan mereka untuk dimintai keterangannya terkait video viral dugaan money politics.

"Saya patuh terhadap hukum, tadi diklarifikasi masalah video sudah saya sampaikan semuanya," kata calon bupati Kabupaten Bantul nomor urut 2 Suharsono saat ditemui wartawan di Kantor Bawaslu Kabupaten Bantul, Kamis (26/11/2020).

Baca juga: Beredar Video Viral Dugaan Politik Uang Calon Bupati Bantul, Bawaslu Masih Telusuri

Suharsono mengaku tidak ingat berapa pertanyaan yang diajukan oleh petugas Bawaslu Bantul. Disinggung mengenai isi video Suharsono mengakuinya.

"Secara lengkap itu benar, tapi unsur-unsurnya tanyakan kepada tim saya. Jadi tidak ada unsur kampanye, kampanye kok ming (hanya) simbah-simbah (kakek-nenek). Kalau saya mau kampanye ya banyak orang kenapa ming simbah," kata Suharsono.

Calon wakil bupati Kabupaten Bantul nomor urut 2 Totok Sudarto tidak banyak komentar usai pemeriksaan.

Dia hanya mengatakan, ditanya soal video yang direkam di Kecamatan Imogiri, Bantul. 

Baca juga: Zona Merah Covid-19, Kecamatan Banguntapan Bantul Terapkan Pembatasan Sosial

Namun, Totok  tidak ingin berkomentar terkait beredarnya video itu, dan tidak akan menuding pihak lain. 

"Untuk persisnya tanya ke Bawaslu-nya saja," ucap Totok.

"Ini kemanusiaan saja, dan, ini tidak ada unsur kesengajaan," sambungnya.

Ketua Bawaslu Kabupaten Bantul Harlina mengatakan klarifikasi terhadap Paslon ini terkait dua video yang beredar.

Pihaknya masih mempelajari terkait video yang dilaporkan oleh masyarakat. Adapun yang diklarifikasi yakni paslon dan saksi.

"Kita juga di samping melakukan klarifikasi untuk proses video kita juga lakukan klarifikasi penelurusan terhadap video yang terkait dari tim paslon yang satunya. Jadi hari ini ada 2. Suatu proses klarifikasi baik dari paslon 01 dan paslon 02. Paslon 01 soal video sapi, dan 02 yang memberikan uang," kata Herlina.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTT, NTB, Kalbar dan Kalsel 26 November 2020

Sebelumnya, jelang pelaksanaan Pilkada 2020 di Kabupaten Bantul muncul video yang tersebar luas di media sosial saat ada yang diduga pasangan calon bupati membagikan uang kepada warga.

Video berdurasi 2 menit 15 detik yang diduga salah satu pasangan yang maju dalam pilkada 2020 mendatangi salah satu keluarga.

Dalam video tersebut ada dua orang pria duduk di kursi panjang, sementara lainnya duduk di tikar.

Di tengah obrolan, salah satu orang berbaju batik mengatakan membantu sebesar Rp 500.000 untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, dan minta agar tidak bilang siapa-siapa jika dibantu.

Baca juga: Ini Penyebab Ratusan Santri di Ponpes Krapyak Bantul Tertular Covid-19

Setelah menerima amplop putih yang disampaikan orang berbaju kotak merah, pemilik rumah mendoakan agar 'jadi'.

Selain itu, ada yang bersuara agar tidak lupa tanggal 9 Desember yang menggunakan baju putih.

Selain itu membicarakan mengenai jika pria berbaju batik asli Bantul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com