Bangunan yang terdiri dari 6 ruang kelas itu rata tanah dalam kejadian itu.
“Ambruk semua bangunan itu. Kursi meja dan perlengkapan sekolah sudah rusak. Sementara waktu anak-anak belajar di gedung posyandu dan di pohon mente dan asam yang ada di dekat sekolah. Sedih memang, tetapi, mau bagaimana lagi,” ungkap Bernadus.
Bernadus mengatakan, bangunan sekolah itu memang mudah ambruk karena bukan terbuat dari semen.
Bangunan sekolah itu berdinding bambu, tiangnya kayu lamtoro, berlantai tanah, dan beratapak seng.
Baca juga: 4 Bencana Melanda Jember di Musim Hujan, Ruang Sekolah Ambruk Kena Banjir Bandang
Bangunan sekolah itu lebih banyak swadaya orangtua murid. Mulai dari kayu hingga pelepuh bambu, yang dari pemerinntah hanya berupa seng.
Terhadap bangunan yang sudah ambruk itu, Bernadus menyebut, pihak sekolah dan orangtua sudah berdiskusi untuk membangun kembali bangunan PLK itu.
“Intinya komunikasi. Bagaimana caranya agar para guru dan anak-anak bisa kembali belajar dengan aman dan nyaman. Harapannya, ada perhatian dari pemerintah untuk bisa kembali membangun gedung untuk PLK Wairbukan,” ujar Bernadus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.