Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Yogyakarta, Saluran Irigasi Penuh Sampah Diubah Jadi Habitat Ikan, Hasilkan Rp 48 Juta Per Panen

Kompas.com - 26/11/2020, 13:10 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Warga RT 69, RW 16, Kampung Dukuh, Kelurahan Gedongkiwo, Kecamatan Mantrijeron, Yogyakarta menyulap saluran irigasi yang awalnya dangkal dan penuh sampah menjadi area perikanan.

Kampung Dukuh, Kelurahan Gedongkiwo, Kecamatan Mantrijeron terletak di sisi barat Kota Yogyakarta. Perbatasan dengan Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul.

Awalnya warga merasa risih lantaran banyak sampah di sekitar saluran irigasi. Tak hanya sampah, terkadang saluran irigasi tersebut mengeluarkan bau yang tidak sedap.

Warga lalu mencoba mengajukan ke dinas terkait untuk mengambangkan saluran irigasi.

Warga RT 69 lalu mengajak RT lainnya, yakni RT 62 untuk ikut mengembangkan saluran irigasi menjadi area perikanan.

Baca juga: Kementan Lakukan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier di Kabupaten Pati, Begini Hasilnya
Pengembangan saluran tersebut tidak berjalan mulus dikarenakan saat itu masyarakat sekitar masih rendah kesadarannya dalam menerapkan gaya hidup bersih, misalnya tidak lagi membuang sampah di aliran irigasi.

Namun secara perlahan masyarakat sekitar berubah dan peduli dengan lingkungan sekitarnya.

"Berawal dari situ kami buat kelompok budidaya Mina Julantoro. Nama Julantoro diambil dari nama jembatan yang ada di area barat kampung kami," kata Sinta Dewi, bendahara Mina Julantoro Asri, saat ditemui di lokasi, Kamis (26/11/2020).

Setelah itu, warga mulai kerja bakti untuk membersihkan sampah dan melakukan pengerukan di dasar irigasi agar saluran tidak terlalu dangkal.

Hasilnya kurang lebih 5 truk pasir didapatkan dari pengerukan tersebut.

"Saat kerja bakti, pasirnya kalau ditaruh di truk itu bisa mencapai 5 truk pasir," kata dia.

Pada tahun 2017, proposal disetujui oleh dinas terkait dan pada tahun berikutnya baru mendapatkan bantuan benih ikan nila, lalu mulai ditabur di area irigasi sepanjang 90 meter.

"Kalau total irigasi yang digunakan untuk budidaya ikan ini sepanjang 140 meter, tetapi karena yang di sisi selatan ada pintu air dan tidak bisa buat memasang jaring, lalu yang digunakan 90 meter," katanya.

Baca juga: Berdalih untuk Berobat, Pria Ini Korupsi Dana Bantuan Irigasi Rp 183 Juta

Sekarang pengembangan area perikanan tersebut telah membuahkan hasil yang bisa dinikmati oleh warga sekitar, setiap panen kurang lebih 1,5 ton ikan.

"Ini sudah periode 5 panen setiap panen bisa menghasilkan 1,5 ton ikan. Kami ada beberapa jenis ikan dari ikan nila, lele, tombro, koi. Untuk tombro dan koi ini untuk melihat kadar air, kalau sudah terlalu dangkal atau jelek airnya koi dan tombro pasti akan naik ke permukaan," jelas dia.

Dalam satu kali panen bisa mendapatkan Rp 48 juta, uang tersebut untuk operasional seperti membeli pakan untuk ikan.

"Ada tengkulak yang datang ke sini untuk membeli langsung," kata dia.

Masyarakat juga tidak diperkenankan memancing secara sembarangan, di kampung tersebut sudah ada aturan, jika memancing sembarangan akan dilaporkan kepada pihak kepolisian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com