Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Oktavia dan 8 Guru Honorer di Pedalaman NTT, 6 Tahun Tak Digaji, Tiap Hari Menyusuri Hutan

Kompas.com - 26/11/2020, 12:00 WIB
Nansianus Taris,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Di PLK hanya ada dana BOS, tidak ada sumber dana lain seperti uang komite di sekolah pada umumnya. Di sekolah itu memang tidak diizinkan untuk memungut dana dari masyarakat.

Menyusuri hutan dan menyeberangi sungai

PLK Wairbukan terletak di kawan hutan lindung Egon Ilimedo. Setiap hari, dia dan guru lainya harus berjalan kaki menyusuri jalan tanah yang sempit di kawasan hutan lindung menuju sekolah.

Kontur mendaki membuat mereka berpeluh keringat. Mereka berjalan kaki sekitar 2 kilometer setiap harinya untuk bisa sampai di lokasi sekolah.

Di hutan itu juga ada kali yang harus diseberangi.

“Kalau hujan deras, kami lihat dulu arus kali. Kalau tidak bisa berarti berhenti dan balik lagi ke rumah. Kadang kami tunggu air surut baru lanjut. Kalau kami tidak ke sekolah saat hujan, anak-anak dan orangtua mengerti juga,” ungkap Oktavia.

“Tidak hanya kendala di kali, jalan tanah juga licin. Terkadang kami sering jatuh karena tanah licin. Kalau musim hujan setengah mati,” sambung Oktavia.

Oktavia berharap, pemerintah bisa memikirkan kebijakan khusus untuk memperhatikan nasib guru honorer di pendidikan layanan khusus (PLK).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com