Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ritual Pakan Talun, Cara Dayak Tunjung Hormati Hutan

Kompas.com - 25/11/2020, 16:44 WIB
Zakarias Demon Daton,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Sesajen diletakkan pada balai yang dibuat dari pohon kecil. Dipotong dan dibuat seperti meja bersusun. Model balai yang dibuat untuk ritual ini disebut juhan.

“Ada juga pakai babi. Kalau ada bongkaran hutan skala besar kita pakai babi atau enggak kambing,” katanya.

Selain makanan, sesajen lain seperti patung bentuk tubuh manusia yang dibuat dari tepung beras dan anak pohon pisang.

Patung dari tepung diyakini sebagai pengganti roh penjaga yang dipanggil.

Baca juga: Mengenal Ritual Lemiwa Suku Dayak Kenyah yang Dipercayai Mengusir Virus Corona

Sedangkan anak pohon pisang dianggap sebagai tempat roh masyarakat kampung yang masih hidup dan sebagai tempat membuang segala kesialan yang akan menimpa warga.

“Nanti kita panggil mereka (roh penjaga hutan) datang setelah sajen kita siapkan. Mereka sekarang ada sekitar kita hanya kita tidak lihat,” terang dia.

Di Desa Ongko Asa hanya ada dua orang bisa melaksanakan ritual tersebut. Keduanya Yupentius dan Mulyadi.

Dua orang ini, saat melakukan ritual tersebut disebut sebagai pememang atau pendoa memanggil roh penjaga hutan.

“Upacara ini kita enggak bisa pakai bahasa Indonesia. Hanya bahasa Dayak Tunjung dan Dayak Benua. Karena budaya ini warisan leluhur Dayak Tunjung dan Benua, yang lain tidak bisa,” terang dia.

Baca juga: Hina Warga Dayak di Medsos soal Agama, Pemuda Singkawang Ditangkap

Ritual dimulai dengan memanggil roh penjaga hutan, memberi tepung tawar kepada orang yang hadir serta alat yang digunakan untuk membuka hutan.

Sesi terakhir memberi makan kepada roh yang telah dipanggil.

Pememang atau pendoa mengoles tepung tawar kepada siapa pun yang hadir dalam ritual itu agar terhindar dari musibah dan bencana.

Setelah ritual itu selesai digelar baru alat berat eksavator diizinkan melakukan pembukaan hutan untuk jalan kampung tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com