Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Wayan Wita yang Kembangkan Ujian Online dan Menjadi Guru Inovasi Terbaik Nasional

Kompas.com - 25/11/2020, 16:29 WIB
Kontributor Banyuwangi, Imam Rosidin,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

BADUNG, KOMPAS.com – I Wayan Wita, guru SD Negeri 4 Benoa, Kuta Selatan, Badung, Bali, terpilih sebagai lima guru terbaik di tingkat nasional 2020.

Ia menerima apresiasi kategori Guru SD Inovatif Tingkat Nasional yang diselenggarakan Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar, Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Wayan Wita mengaku tak pernah menyangka akan terpilih dari sekitar 814 guru yang ikut dalam apresiasi tersebut.

"Tidak nyangka karena penghargaan ini merupakan apresiasi yang diikuti 800 lebih guru di Indonesia. Masuk lima besar saya," kata dia, saat dihubungi, Rabu (25/11/2020).

Baca juga: Kisah Atin Menjadi Guru Honorer Puluhan Tahun, Pernah Digaji Hanya Rp 12.500 Sebulan

Adapun inovasi yang dibuatnya yakni sistem ujian online berbasis website.

Inovasi ini ia kembangkan sejak 2015 silam saat masih menjadi pengajar matematika dan teknologi informasi di SMK.

Platform ujian online tersebut ia kembangkan sendiri melalui belajar di internet. Ia mengembangkan sistem ujian online yang banyak ditemukan di internet atau open source.

Ceritanya saat itu ia melihat sistem ujian manual membuat banyak siswa masih menyontek.

Ujian online yang dibuat pertamanya masih sangat sederhana. Seiring berkembangnya waktu, ia terus menyempurnakannya.

Soal yang diterima setiap siswa akan diacak dan berbeda satu dengan yang lain. Lalu pilihan jawaban juga diacak sehingga siswa tak bisa nyontek siswa lainnya.

Selanjutnya ada waktu sehingga siswa benar-benar mengerjakannya tepat waktu.

Lalu nilainya juga langsung keluar pada saat itu juga. Jadi siswa akan dikirim link ujian dan masuk atau login. Lalu akan muncul soal-soal dan opsi atau pilihan jawabannya.

Selain itu, dalam sistem ini siswa juga harus mengerjakan tugas-tugas yang sebelumnya diberikan oleh gurunya.

Jika tidak, maka siswa tersebut tak bisa ikut ujian online ini. Hal ini menurutnya berbeda dengan Google Form yang pengacakannya tak sempurna dan tak ada timer-nya.

"Kalau Google Form pengacakan enggak sempurna dan gampang nyontek. Timer juga enggak ada," kata dia.

Adapun kesulitan dalam mengembangkan ini karena ia mengerjakan sendiri dan hanya berbekal belajar di internet.

Sebab, ia merupakan sarjana matematika yang tidak tahu banyak tentang pembuatan website dan bahasa pemrograman.

Namun, ia tak menyerah dan terus belajar sehingga mampu membuat platform ujian online yang sekarang digunakan.

Selain itu, saat pertama memperkenalkan sistem ujian online ini pada 2015 silam, banyak yang meremehkannya. Sebab, saat itu ujian masih manual atau menggunakan kertas.

"Nah, ini belajar dari awal atau otodidak. Kemudian sebelum UNBK banyak yang nyinyir ini tak cocok. Nah, ketika ada UNBK semua baru sadar," kata dia.

Kini, sistem ujian online yang dikembangkannya semakin berguna saat ada pandemi Covid-19.

Baca juga: Kisah Guru Honorer Gaji Rp 50.000, Setahun Tak Dibayar hingga Jadi Petugas Sensus

Sebab saat ini belajar dilakukan secara daring atau online. Terkait inovasinya tersebut, ia berharap bisa menginspirasi guru lain untuk bisa berinovasi di tengah perkembangan teknologi dan informasi.

Harapan ke depannya yakni sistem ujian online yang dikembangkannya bisa digunakan lebih luas lagi.

"Kita sudah ada rencana mengembangkannya bersama Dinas Kominfo Badung dan nanti semoga digunakan lebih luas," kata dia.

Ia sudah menjadi guru sejak 2010 silam dan mengajar di SD 11 Jimbaran. Ketika itu masih menjadi mahasiswa di Universitas Mahasaraswati Denpasar.

Kemudian pada 2008 hingga 2019 menjadi pengajar di SMK Nusa Dua. Lalu pada 2019 ia diangkat menjadi PNS dan pindah mengajar di SD 4 Benoa.

Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengumumkan pemenang guru dan kepala sekolah inspiratif serta inovatif tingkat sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).

"Penghargaan ini merupakan rangkaian dari peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2020 yang jatuh pada 25 November mendatang," ujar Direktur GTK Dikdas Ditjen GTK Kemendikbud Dr Rachmadi Widdiharto, MA, dalam webinar di Jakarta, Jumat, dikutip dari Antara.

Peserta yang mendaftar pada kegiatan ini berjumlah 841 orang yang berasal dari 34 provinsi dan 5 SILN (Sekolah Indonesia Luar Negeri). Kemudian mereka diseleksi.

Adapun pemenang kategori guru SD Inovatif adalah Yunina Resmi Prananta, Nuh Baehaque Gaffar, Aris Kukuh Prasetyo, Tri Sulistyo Rini, dan I Wayan Wita.

Kategori guru SD Inspiratif adalah Alphian Sahruddin, Dede Suryana, Widi Astiyono, Hardani, dan Fitriah Djibran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com