Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buat Aplikasi Mudahkan Siswa Belajar, Sigit Dapat Penghargaan Guru Inovatif dari Kemendikbud

Kompas.com - 25/11/2020, 15:53 WIB
Markus Yuwono,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com-Mendung cukup pekat di Kota Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak menyurutkan semangat Sigit Suryono untuk datang ke SMP N 1 Wonosari.

Meski tidak ada jadwal mengajar, tapi Sigit tetap datang untuk menyelesaikan tugas di sekolahnya.

Menggunakan baju batik, Sigit duduk di lobi sekolah. Tak lama berbincang Sigit mengajak masuk ke ruang kepala sekolah.

Laki-laki sederhana ini ternyata memiliki sederet prestasi baik di tingkat lokal maupun nasional.

Baca juga: Peringati Hari Guru, Komisi X Minta Tak Ada Lagi Pelakuan Diskriminatif

Bahkan pada tahun ini, guru mata pelajaran IPA mendapatkan tiga penghargaan mulai dari Duta sains dari Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Ilmu Pengetahuan Alam, Adimanggala Bidang pendidikan dari Universitas Negeri Yogyakarta, dan yang akan diterima beberapa hari lagi yaitu Guru Inovatif dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). 

Penghargaan Guru Inovatif ini bermula, dari keinginan Sigit membuat aplikasi yang memudahkan guru dan siswa untuk belajar.

Awal ide ini karena banyaknya laman belajar dan laman untuk guru kadang membuat kesulitan untuk mencari laman yang dituju.

Dengan aplikasi buatannya ini nantinya hanya dalam satu aplikasi bisa berkunjung ke laman yang dimaksud.

"Idenya seperti gojek itu, satu aplikasi bisa untuk menjangkau beberapa situs, misal Kemendikbud, dan SMP N 1 Wonosari," kata Sigit ditemui di SMPN 1 Wonosari Rabu (25/11/2020).

Dengan aplikasi yang saat ini memasuki tahap pengembangan ini guru dan murid akan mudah belajar dan bekerja.

Baca juga: Kisah Atin Menjadi Guru Honorer Puluhan Tahun, Pernah Digaji Hanya Rp 12.500 Sebulan

Dia yakin dengan aplikasi yang belum diberi nama ini akan banyak membantu dalam belajar dan memudahkan guru mencari laman yang dicarinya.

Sebab tidak sedikit yang tidak terbiasa mengunjungi beberapa laman misal aplikasi editing.

"Sudah saya riset dan sudah mulai membangun sistemnya," kata Sigit.

Sigit meyakini hal ini tidak akan dikenai hak cipta, karena aplikasi buatannya hanya menunjukkan lokasi, dan homepage tetap pada laman yang dituju.

Aplikasinya merupakan jalan pintas agar siswa dan guru lebih mudah.

Sigit bercerita, awalnya dia menyukai pengembangan aplikasi ini saat sebagai guru honorer salah satu SMK di Yogyakarta.

Di sana, Sigit mengajar tentang desain, animasi hingga database.

Baca juga: Cerita Berta 11 Tahun Jadi Guru Honorer, Jalan Kaki Susuri Hutan ke Sekolah dan Dipinjami Pondok oleh Warga

Saat itu dia sudah ikut kegiatan di Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan DIY. Bahkan sampai pindah mengajar di SMP N 1 Wonosari tahun 2005. 

Selama mengajar, Sigit pun aktif di rumah belajar Kemendikbud sejak 2011.

Selain itu juga menjadi 7 kali finalis guru berprestasi tingkat nasional, dan akhirnya tahun 2015 bisa menyabet predikat itu.

Pada 2016. Sigit berkolaborasi dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) mengembangkan aplikasi Google Classroom.

Awalnya setiap guru satu mata pelajaran. Lalu diubah menjadi satu siswa satu kelas , yang diampu 13 guru. Hal ini memudahkan dalam pembelajaran siswa.

Sejak 2009, siswa SMP sudah diperbolehkan menggunakan gawai, sehingga tinggal melanjutkan saat pandemi yang harus mengajar menggunakan aplikasi Google Classroom.

Baca juga: Cerita Berta 11 Tahun Jadi Guru Honorer, Jalan Kaki Susuri Hutan ke Sekolah dan Dipinjami Pondok oleh Warga

Namun perlu menambah pengetahuan guru, karena tidak semua guru mengajar menggunakan informasi teknologi. Sigit sebagai penanggung jawab sistem.

"Tiga bulan pertama semua guru sudah tidak perlu pendampingan, kalau ada masalah kita tinggal masuk ke kelas itu. Kalau perkelas (sistem lama) guru yang lain tidak bisa membantu," ucap Sigit.

Sebagai agen rumah belajar sejak 2011, Sigit aktif memberikan edukasi dan sosialisasi kepada guru dan siswa.

Dia pun bertekad untuk terus belajar dan berkembang untuk memudahkan pembelajaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com