Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kades di Purbalingga Bawa 2 Karung Uang Koin untuk Bayar Pajak

Kompas.com - 25/11/2020, 14:21 WIB
Iqbal Fahmi,
Dony Aprian

Tim Redaksi

PURBALINGGA, KOMPAS.com - Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah kewajiban bagi warga negara. Namun, kesadaran masyarakat untuk membayar pajak faktanya masih rendah.

Padahal, dari pajak itulah roda pembangunan negara bisa berjalan.

Oleh karena itu diperlukan strategi agar masyarakat dapat tertib melunasi pajak dengan tepat waktu.

Seperti yang dilakukan oleh Kepala Desa Karangbawang, Kecamatan Rembang, Purbalingga, Jawa Tengah, Toyo.

Meski terletak jauh dari pusat kota dan infrastruktur pembangunan, namun masyarakat di Desa Karangbawang justru lebih tertib membayar pajak dibandingkan masyarakat di perkotaan.

“Menarik pajak kepada warga ternyata tidak mudah, jadi saya mencari strategi agar warga membuat celengan kentongan,” katanya dalam acara Rapat Koordinasi dan Evaluasi Pelunasan PBB P2 Tahun 2020 di Pendopo Dipokusumo, Selasa (25/11/2020).

Baca juga: 25 Tenaga Kesehatan RSUD Purbalingga Positif Covid-19

Kentongan yang masih digunakan masyarakat desa sebagai alat komunikasi tradisional diberi peran ganda menjadi sebuah celengan.

Toyo memanfaatkan bambu yang melimpah di kebun-kebun warga sebagai bahan baku gratis.

Dengan program ini, warga desa yang sebagian besar berprofesi sebagai petani ini jadi terbiasa untuk menabung.

Tanpa terasa rupiah demi rupiah terkumpul, hingga jatuh tempo pembayaran, setiap warga hanya tinggal menyetorkan kentongan ke bendahara desa.

“Jadi uang kembalian belanja pecahan Rp 100 atau Rp 200 yang biasanya berserakan di meja itu dimasukkan ke bambu kentongan, ketika waktu pembayaran pajak tinggal setor kentongan ke perangkat desa,” jelasnya.

Baca juga: Ikuti Acara Keagamaan, 52 Warga Desa di Purbalingga Positif Covid-19

Peran selanjutnya diambil alih oleh perangkat desa.

Dengan teliti mereka menghitung dan membungkus koin tersebut di plastik es lilin.

Bagi Toyo, menghitung jutaan koin ternyata tidak lebih repot dibandingkan dengan menagih pajak secara reguler kepada warga.

“Alhamdulillah bisa terlunasi semua untuk 800 Kepala Keluarga, bahkan waktu setor ke bank, kami bawa koin sampai dua karung, total Rp 38 juta,”ungkapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com