Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Kesehatan di Riau Meneliti Covid-19, Hasilnya Akan Dirilis secara Nasional dan Internasional

Kompas.com - 25/11/2020, 14:06 WIB
Citra Indriani,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Provinsi Riau, khususnya sejumlah ahli yang memiliki kompetensi turut ikut dalam meneliti virus corona atau Covid-19.

Penelitian menggunakan sampel kasus yang muncul di daerah setempat.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Riau dr Indra Yovi mengatakan, nantinya hasil penelitian tersebut akan dirilis secara nasional maupun internasional untuk keperluan penanganan Covid-19.

"Kita di Provinsi Riau juga tidak ketinggalan. Kita ikut meneliti beberapa kasus dan beberapa hal yang terdampak dengan Covid-19 ini, baik dari laboratorium, rontgen dan sebagainya," kata Yovi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (25/11/2020).

Baca juga: Sempat Positif Covid-19, Seorang Calon Wali Kota Dumai Meninggal Dunia

Menurut Yovi, kemungkinan dalam beberapa bulan ke depan akan ada hasil penelitian yang dirilis.

Dia memaparkan, virus pada umumnya dapat bermutasi dengan cepat, termasuk virus SARS-CoV-II yang menyebabkan Covid-19. 

Dari beberapa kasus yang terjadi di Riau, pihaknya mendapati ada pasien Covid-19 yang hasil swab-nya masih positif walaupun sudah dinyatakan sembuh.

"Yang jadi permasalahan adalah, ada PCR yang menunjukkan hasil konsisten. Artinya, ada pasien yang hasilnya positif terus. Sesudah diobati, gejalanya hilang, kemudian dinyatakan sembuh. Tapi, swab-nya masih positif," sebut Yovi.

Baca juga: Kisah Guru Honorer Gaji Rp 50.000, Setahun Tak Dibayar hingga Jadi Petugas Sensus

Menurut Yovi, seorang pasien positif Covid-19 dinyatakan sembuh memang tidak didasarkan hasil swab test.

Kesembuhan dilihat dari hilangnya gejala yang dialami pasien setelah dilakukan penanganan.

"Sembuh itu gejalanya hilang, bukan berarti swab-nya negatif. Karena swab itu merupakan bagian pemeriksaan penunjang, untuk evaluasi. Tapi, diagnosis utama pasien itu sembuh, dinyatakan dari kondisinya. Kondisi klinis, kemudian kondisi radiologis," kata Yovi.

Terkait hal tersebut, ia mengungkapkan bahwa pada beberapa kasus, PCR itu tidak bisa membedakan apakah virusnya sudah mati atau masih hidup.

Kemudian ada re-infeksi. 

Dokter spesialis paru ini juga mengakui bahwa sejauh ini belum ada obat yang spesifik langsung membunuh Covid-19.

Untuk itu, uji klinis obat baru selalu dikembangkan.

"Yang paling penting adalah perubahan perilaku dan sosial kita untuk beradaptasi dengan kondisi pandemi ini. Kita harus selalu berpikir, semua mahluk hidup yang survive adalah yang mampu beradaptasi, akan baik-baik saja. Jadi selama kita beradaptasi dengan protokol kesehatan yang sudah digariskan, insya Allah kita akan baik-baik saja," ujar Yovi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com