Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinkes Sebut Sepekan Terakhir Jumlah Tes Covid-19 di Jateng Capai 67.000

Kompas.com - 25/11/2020, 11:41 WIB
Riska Farasonalia,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo mengatakan, temuan kasus Covid-19 di Jateng yang tinggi disebabkan karena gencarnya pencarian dengan melakukan tes Covid-19.

"Temuan kasus positif di Jateng itu tergantung kita mau mencari atau tidak. Mencari itu dalam hal ini adalah jumlah tes yang kita lakukan. Kalau kita lakukan tes yang lebih banyak dijamin pasti yang ditemukan lebih banyak. Kalau sedikit ya jumlah ditemukan sedikit," jelasnya saat ditemui di Kantor Gubernur Jateng, Selasa (24/11/2020).

Menurutnya, jumlah tes yang dilakukan di Jateng sangat tinggi yakni mencapai 67.758 tes selama seminggu terakhir melebihi standar WHO sebesar 34.000-an.

"Bila dibandingkan dengan provinsi lainnya tes di Jateng sangat tinggi. Seminggu terakhir di Minggu ke 47 mencapai 67.758 tes. Dari jumlah itu 5,8 persennya positif Covid-19," ucapnya.

Baca juga: Angka Covid-19 Jateng Tertinggi Nasional, Ganjar: Itu karena Satgas Pusat Telat Input Data

Yulianto menyebut sebanyak 3.551 pasien terkonfirmasi Covid-19 di Jateng dirawat di rumah sakit, sedangkan 3.944 pasien menjalani isolasi mandiri.

Untuk itu, pihaknya memastikan ketersediaan ICU dan ruang isolasi untuk pasien Covid-19 masih mencukupi.

"Dari 402 ruang ICU untuk pasien Covid-19, yang terpakai 253 ruangan (62,9 persen). Total ruang isolasi RS Covid-19 sebanyak 5.124 dan baru terpakai 3.889 (75,9 persen)," katanya.

Yulianto menjelaskan terkait delay input data yang menyebabkan perbedaan data antara pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan pusat.

"Delay itu juga merupakan kehati-hatian. Jadi dipastikan betul, tapi memang lama tapi selama ada penjelasannya enggak masalah. Yang tidak ada penjelasan akhirnya geger," ucapnya.

Baca juga: 21 Juta Penduduk di Jateng Bakal Dapat Jatah Vaksin Covid-19

Pihaknya mengatakan akan terus berkoordinasi untuk menyelesaikan persoalan itu.

"Tentu akan kita atasi jangan sampai ada delay. Sebelum diumumkan sebenarnya kita sudah tahu, misal jam 4 diumumkan jam12 sudah tahu karena mereka verifikasi dulu ke kita," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com