MAGELANG, KOMPAS.com - Balai Konservasi Borobudur telah menutup sebanyak 56 stupa Candi Borobudur menggunakan terpal, Selasa (24/11/2020).
Penutupan ini sebagai langkah antisipatif dampak hujan abu vulkanik yang mungkin terjadi apabila Gunung Merapi erupsi.
Stupa yang ditutup terdapat di lantai 8 sebanyak 32 stupa dan di lantai 9 ada 24 stupa.
Baca juga: Dites Swab di Borobudur, Wisatawan dari Medan dan Tangerang Ternyata Positif Covid-19
Dengan demikian masih ada 16 stupa dan 1 stupa induk yang belum ditutup.
Sebelumnya langkah yang sama juga dilakukan pada lorong lantai 3, 4, 5 dan 6.
Terpal yang dipasang di ini berwarna-warni sehingga akan memantulkan cahaya menarik pada siang hari.
Pamong Budaya Ahli Madya Balai Konservasi Borobudur (BKB) Yudi Suhartono menjelaskan, bagian di lorong perlu ditutup karena terdapat saluran air atau drainase.
Jika tidak ditutup, dikhawatirkan abu vulkanik akan masuk dan semakin sulit untuk dibersihkan.
Demikian juga pada stupa yang banyak terdapat lubang sehingga akan sulit dibersihkan jika tidak segera diantisipasi.
“Kita harus siap dalam segala hal untuk mengurangi dampak bahaya abu vulkanik terhadap candi. Salah satu yang (bisa) terkena adalah drainase dan pelapukan batunya. Jadi harus kita lindungi,” kata Yudi, saat ditemui di Candi Borobudur Magelang, Selasa (24/11/2020).