Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Rusak karena Puting Beliung, 25 KK di Kabupaten Dompu Masih Mengungsi

Kompas.com - 24/11/2020, 16:41 WIB
Syarifudin,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

DOMPU, KOMPAS.com - Puluhan rumah warga rusak akibat angin puting beliung yang melanda Kecamatan Manggelewa, Kabupaten Dompu, Sabtu (21/11/2020).

Berdasarkan data yang dilaporkan BPBD, kerusakan paling parah diderita warga Desa Lanci Jaya, Kecamatan Manggelewa. Sebagian korban masih mengungsi.

"Totalnya ada 25 kepala keluarga terpaksa mengungsi di rumah tetangga atau kerabat karena rumah mereka rusak akibat diterjang puting beliung," kata Kepala Desa Lanci Jaya Sahril saat dihubungi Kompas.com, Selasa (24/11/2020).

Desa Lanci Jaya tak mendirikan posko pengungsian. Sahril pun bersyukur warga mau menampung kerabatnya yang menjadi korban puting beliung.

Sementara itu, Sekretaris Desa Lanci Jaya Kaharudin mengatakan, rumah puluhan kepala kelurga yang mengungsi itu tak layak ditempati karena rusak berat.

Puting beliung membuat puluhan rumah di Desa Lanci Jaya rusak. Atap rumah warga ambruk diterjang angin kencang.

Selain itu, tembok dari sejumlah rumah warga runtuh dan menimpa beberapa penghuninya.

Baca juga: Puting Beliung di Dompu, 4 Warga Terluka dan Puluhan Rumah Rusak

Kaharudin mengatakan, lima warga terluka akibat bencana itu.

"Di Desa Lanci Jaya, jumlahnya ada sekitar 64 rumah rusak. Untuk mengetahui rusak berat dan ringanya, sampai saat ini belum ditentukan oleh pihak terkait. Saat ini, petugas masih melakukan pendataan. Sedangkan korban luka ada lima orang," kata Kaharudin saat dihubungi.

Menurutnya, sejumlah paket bantuan berupa sembako telah diterima dari Pemkab Dompu. Bantuan itu juga berupa selimut dan perlengkapan bayi.

Para pengungsi juga mendapat bantuan terpal untuk menutup atap rumah yang menganga akibat tertiup angin.

"Alhamdulillah, bantuan yang disalurkan cukup untuk kebutuhan sementara waktu. Adapun bantuan dari BPBD berupa beras, mie, telur, selimut dan kelengkapan bayi. Selain itu, ada juga bantuan terpal untuk warga yang atap rumahnya rusak," sebutnya.

 

Sejumlah rumah warga yang rusak mulai diperbaiki. Perbaikan dibantu petugas gabungan seperti BPBD, TNI, Polri, dan instansi terkait.

"Iya, sudah diperbaiki seadanya dulu. Ini hanya untuk sementara saja sambil menunggu ada uang  untuk memperbaikinya," kata dia.

Meski tak ada korban jiwa, Kaharudin berharap pemerintah segera memberikan bantuan kepada warga yang terdampak.

Menurut Kaharudin, dari jumlah rumah rusak berat terbanyak ada di Desa Lanci Jaya. Dari puluhan rumah itu, terdapat beberapa keluarga berkategori miskin, bahkan di antaranya harus ada yang kehilangan tempat tinggal.

Kaharudin berharap, warganya tak hanya mendapat bantuan terpal. Tetapi, juga bantuan perbaikan bangunan.

"Bantuan terpal itu hanya bersifat sementara, kami harap ada bantuan berupa bahan bangunan, seperti seng, kayu, semen dan lainya untuk para korban yang terkena dampak secara langsung," jelasnya.

Baca juga: Mengintip Keunikan Pisang dengan Lima Tandan serta Berjantung Lima

Sebelumnya, puting beliung di Kecamatan Manggelewa terjadi pada Sabtu (21/11/2020) sekitar pukul 13.00 WITA.

Kepala BPBD Kabupaten Dompu Jufri mengatakan, angin ribut itu mengakibatkan puluhan rumah rusak ringan, sedang, hingga berat.

Berdasarkan data BPBD, puting beliung melanda tiga desa di Kecamatan Manggelewa, yakni Desa Lanci jaya, Suka Damai, dan Doromelo.

Hingga Senin (23/11/2020), tercatat 45 rumah rosak, 25 rusak berat, delapan rusak ringan, dan 12 rumah rusak sedang.

Kerusakan rumah itu umumnya terdapat di bagian atap dan tembok. Adapun jumlah warga yang terdampak sebanyak 180 jiwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com