Total ada 40 kamera yang dipasang di beberapa tempat. Kamera trap tersebut dipasang selama tiga bulan.
"Tapi, itu pun kami tidak mendapatkan macan tutul," urainya.
Namun demikian, kamera trap yang terpasang merekam kijang yang jumlahnya banyak.
Kijang ini merupakan salah satu makanan dari macan tutul.
"Kami berpikir kijang ini makanannya macan tutul, harusnya kalau makanan berlimpah ya macan tutul ada. Biasanya dalam rantai makanan itu ada top (puncak), tapi ini top predator-nya yang kita temui sekarang masih kucing hutan, enggak mungkin kan kucing hutan makan kijang," urainya.
Baca juga: Menyoal Skema Mitigasi Erupsi Gunung Merapi Kala Pandemi Covid-19, Satu Orang Satu Bilik ig
Pujiati menuturkan, meski dari pemasangan kamera trap belum menangkap fisik macan tutul, TNGM tidak lantas berhenti.
Sampai saat ini pihaknya masih terus berusaha mencari keberadaan macan tutul di hutan sekitar Gunung Merapi.
"Ya belum terlihat lagi, tapi kami masih terus berupaya mencari," tandasnya.
Menurutnya, ada salah satu kepala Seksi Taman Nasional Gunung Merbabu sedang meneliti terkait mamalia.
Dalam penelitiannya tersebut, dipasang kamera trap di koridor Merapi dan Merbabu.
Baca juga: Penjelasan TNGM soal Jejak Diduga Macan Tutul di Jalur Evakuasi Gunung Merapi
Ada kemungkinan koridor tersebut menjadi jalur perpindahan satwa dari Merapi ke Merbabu. Sebab, satwa bisa saja berpindah jika kondisi habitatnya tidak kondusif.
"Sebenarnya dari lereng Merapi ke Merbabu itu ada sungai yang menghubungkan, dan itu yang dipasang kamera trap oleh kandidat doktor. Itu masih dugaan karena hasil penelitiannya belum ada dan kita buktikan dengan pemasangan kamera trap itu," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.