Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Uus, Lulusan SD yang Sukses berkat WFH dan Tanaman Hias

Kompas.com - 24/11/2020, 11:42 WIB
Reni Susanti,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi


BANDUNG, KOMPAS.com – Masa pandemi Covid-19 membuat banyak orang menjadi sulit secara ekonomi.

Namun, sebagian orang mampu menyiasati masa pandemi ini menjadi berkah tersendiri.

Salah satunya Uus yang menggeluti usaha tanaman hias.

Pria asal Garut, Jawa Barat, ini menceritakan, selama pandemi Covid-19, pendapatannya justru meningkat hingga 6 kali lipat.

“Sebelum corona paling sehari dapat Rp 1 juta, sekarang dapat Rp 6 juta, apalagi di weekend,” ujar Uus kepada Kompas.com, Selasa (24/11/2020).

Baca juga: Cerita Rini Guru Honorer Olahraga yang Nyambi Kerja Pungut Sawit, Pernah Jadi Atlet Lari

Uus membuka bisnisnya sejak 2018 di atas lahan sewa yang terbilang sempit di Jalan Soekarno-Hatta, Bandung.

Selain menjual tanaman hias, ia kerap menerima order pemasaran taman.

Hingga Maret 2020, Covid-19 menghampiri Indonesia.

Sama dengan pengusaha lain, Uus sempat kaget karena situasi ini berpengaruh pada usahanya.

Namun, itu tidak lama. Kebijakan pemerintah terkait work from home (WFH) membuat masyarakat lebih banyak waktu di rumah.

Banyak warga yang kembali bercocok tanam di rumah masing-masing.

Mereka mempercantik sendiri tamannya, hingga berimbas pada penjualan tanaman hias milik Uus.

Baca juga: Kisah Muda-mudi WNI Bertahan di Australia sebagai Pekerja Penampungan Gandum

Tanaman yang paling banyak dicari adalah janda bolong dan aglonema.

Permintaan yang tinggi membuat harga dua tanaman ini menjadi mahal.

Untuk janda bolong berukuran kecil dijual Rp 500.000-Rp 600.000, sedangkan untuk aglonema dijual per helai daun.

“Jadi kalau di satu pohon itu ada lima daun, tinggal dikalikan saja dengan Rp 60.000-Rp 70.000,” kata Uus.


Bahkan, ada teman Uus yang menjual tanaman kabel busi Rp 80 juta.

Tanaman tersebut, menurut Uus, memang sulit dicari sehingga harganya bisa melambung tinggi.

Beberapa bulan setelah Covid-19, penghasilan Uus terus bertambah.

Selain bisa membayar utang ke bank, ia pun bisa membantu orangtuanya di kampung.

Bahkan, beberapa waktu lalu, ia berhasil membuka cabang dengan menyewa tempat yang lebih besar.

“Istri dan tiga anak saya tinggal di sini juga. Tempatnya tak besar, tapi lumayan untuk tinggal,” ucap pria lulusan SD ini sambil melihat satu ruangan kecil tempatnya tinggal bersama keluarganya.

Ia pun kini memiliki empat orang pekerja yang dibaginya ke dua cabang tersebut.

Pernah jatuh bangun

Uus tidak bisa menghitung berapa kegagalan yang didapatnya sebelum akhirnya menjadi pengusaha tanaman hias.

Ia pernah menjadi sopir, bisnis ayam, pesuruh, dan lainnya.

Namun, ia tidak menyerah. Malah dari berbagai pengalamannya itu kini ia tahu bagaimana caranya menghadapi konsumen.

“Saya bukan lulusan sekolah yang tinggi, jadi harus belajar lebih keras dibanding yang lain. Alhamdulillah, sekarang orderan datang dari mana-mana, bahkan dari orang hebat yang punya banyak jabatan,” tutur Uus.

Untuk menjaga konsumennya, dia tidak segan-segan berbagi ilmu cara merawat tanaman. Apabila ada yang repot membawa pulang tanaman, ia akan mengantarkannya secara gratis.

Tentu saja apabila jaraknya tidak terlalu jauh.

Salah satu pencinta tanaman, Azka, mengatakan bahwa sejak WFH, koleksi tanaman di rumahnya bertambah.

Seger aja lihat yang hijau-hijau di rumah. Biasanya saya nyari tanamannya di tempat yang dekat saja. Beli satu-satu, eh lama-lama jadi banyak,” ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com