Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemuda di Gunungkidul Buat Miniatur Kapal Pesiar dari Bambu, Harganya hingga Rp 12 Juta

Kompas.com - 24/11/2020, 06:32 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Di salah satu rumah di Padukuhan Tanggulangin, Kalurahan Genjahan, Kapanewon Ponjong, Gunungkidul, Yogyakarta, terdapat tumpukan bambu kering, dan beberapa peralatan pertukangan.

Jika masuk ke dalam, terdapat tiga miniatur kapal pesiar yang ada di meja, dan satu tergeletak di lantai sebelah kanan ruang depan.

Rumah itu milik Pradana Famila Sholikhin (28), pria yang sehari-hari bekerja sebagai pembuat taman ini, juga membuat miniatur kapal pesiar dari bambu.

Baca juga: Kisah Tukang Pijat Keliling di Yogya, Kayuh Sepeda Puluhan Km hingga Bayar Seikhlasnya

 

Miniatur kapal ini berbeda dengan miniatur kapal lainnya yang terbuat dari fiber atau kayu, Pradana memilih bambu sebagai bahan dasarnya.

Sudah sejak 4 tahun terakhir, dirinya menekuni pembuatan miniatur kapal pesiar dari bambu.  

Sambil menyiapkan bambu untuk pembuatan kapal pesiar, Pradana bercerita.

Setelah lulus sekolah dirinya bekerja berpindah-pindah, mulai Kalimantan, hingga Jakarta.

Saat di Jakarta dirinya membuat keripik, namun sebagai anak terakhir dia harus pulang untuk menemani kedua orangtuanya.

Pertama kali membuat karya kerajinan miniatur kapal pesiar, ia lakukan selepas pulang dari tempat temannya yang bekerja di kapal pesiar. Di rumah temannya ia melihat miniatur kapal hasil cetakan mesin dengan kombinasi bahan fiber.

Dirinya lantas berniat membuatnya dengan bahan yang lain, yakni bambu. Bahan lainnya kayu, dan triplek digunakan untuk penguat.

"Sempat bikin gagal, terus mencoba akhirnya berhasil membuat satu kapal dari bambu," kata Pradana saat ditemui di kediamannya Senin (23/11/2020).

"Bambunya agar tidak cepat rusak harus dipotong waktu tertentu. Saya ini menampung, hasil potongan beberapa bulan lalu," kata dia.

Baca juga: Jam Kerja Dikurangi karena Pandemi, Nugroho Sukses Usaha Push Bike dari Kayu

Pradana mengaku baru pertama kali melihat kapal pesiar di Semarang, Jawa Tengah beberapa tahun lalu.

Untuk pembuatan kapal dirinya mengandalkan foto dari internet, dan membayangkan detail kapal. Untuk pembuatan satu kapal membutuhkan waktu 1 sampai 2 bulan. Karya bikinannya itu cukup detail, dilengkapi kursi hingga kolam renang.

Dijelaskan, satu kapal dihargai Rp 3.000.000 hingga Rp 12.000.000, sesuai dengan ukuran ataupun kerumitannya. Miniatur kapal miliknya sudah dikirim ke Gorontalo, Kalimantan, dan beberapa kota lainnya.

Sebagian berasal dari mantan pelaut atau sekolah akandemi yang mempersiapkan pelaut.

Untuk pemasaran dilakukan melalui media sosial utamanya instagram @griya_karya_miniatur. 

"Untuk kapal pesiar asli baru sekali melihat langsung, selama membuat ya dari foto, detailnya membayangkan," ucap Pradana.

"Pernah bikin yang kecil juga, selain kapal pernah dua kali membuat truk dari bambu juga. Tergantung pesanan," ucap dia.

Gawai miliknya diletakkan di sebuah tripod, lalu ia memajang gambar kapal pesiar. Sesekali, Pradana memperbesar gambar untuk mengetahui detail kapal yang akan dibuatnya. Kebetulan, Pradana menyiapkan pesanan miniatur yang dipesan warga Bali.

Sepengetahuan dia, khususnya di DIY, belum ada pengrajin yang membuat miniatur kapal pesiar berbahan bambu. Di Jawa Timur ada pengrajin, namun harganya cukup fantastis.

Disinggung mengenai dampak pandemi, Pradana mengakui awalnya terdampak. Namun saat ini, ia sudah mulai bergerak kembali.

Pradana memiliki trik untuk menarik pelanggannya, salah satunya dengan mengurangi harga dan membebaskan ongkos kirim ke seluruh lokasi. Pradana mengaku tidak akan menurunkan kualitas miniatur kapal buatannya.

"Kondisi sulit tetapi harus optimis, jangan sampai kendor," kata Pradana. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com