Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Satwa Diduga Macan Tutul Ditemukan di Jalur Evakuasi Gunung Merapi

Kompas.com - 23/11/2020, 17:47 WIB
Wijaya Kusuma,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Ditegaskannya, satwa ini tidak turun karena meningkatnya aktivitas Gunung Merapi saat ini. Tetapi habitatnya memang di sekitar lokasi tersebut.

"Yang saya tekankan, ini memang perlintasan satwa itu, jadi bukan karena aktivitas (Gunung Merapi) naik, terus hewan yang di Merapi turun, itu tidak benar. Memang habitatnya dari dulu di sekitaran sini," tandasnya.

Warga juga sudah mengetahui habitat satwa tersebut. Sebab ada dua sampai tiga orang warga mengaku pernah melihat. Namun, selama ini warga tidak pernah merasa terganggu.

"Aktivitas warga juga tidak merasa terganggu, satwa juga tidak terganggu. Sampai saat ini tidak ada konflik, tidak ada laporan hewan ternak yang dimangsa, tidak ada," urainya.

Baca juga: Merapi Siaga, 246 Warga Desa Jrakah Boyolali Dievakuasi ke Pengungsian Sementara

Menurutnya pada 2018 pernah dilakukan penelusuran di sekitar lokasi tersebut untuk memastikan satwa tersebut.

Saat itu penelusuran juga dengan meminta keterangan warga sekitar yang pernah melihat.

"Pengecekan bersama teman-teman TNGM, Kita pasang kamera juga, menggali informasi dari warga yang beraktivitas di sini ada yang melihat katanya jenis tutul. Tapi keberadaan itu kita teliti sampai sekarang kita belum melihat secara visual fisiknya," urainya.

Sementara itu, Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), Wiryawan mengungkapkan telah mendapat informasi mengenai penemuan jejak satwa di jalur evakuasi.

"Iya betul, ada info hal tersebut," ucapnya.

Baca juga: Pemilik Ternak Ikut Turun, Pengungsi Merapi di Sleman Bertambah Jadi 263 Orang

Dari informasi memang ada warga yang mengaku sempat melihat macan. Namun  sampai saat ini pihaknya masih belum bisa memastikan karena butuh kajian dan bukti dokumentasi.

"Kami masih belum bisa menyimpulkan. Karena belum ada dokumentasi, jadi kami belum bisa memastikan," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com