Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Kasus Bocah 8 Tahun Mencuri Puluhan Kali di Nunukan, Ini Kata Pemerhati Masalah Anak

Kompas.com - 23/11/2020, 11:18 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Kasus pencurian yang diduga dilakukan oleh seorang bocah berusia 8 tahun di Nunukan, Kalimantan Utara, mengundang keprihatinan. 

Salah satunya adalah pemerhati masalah anak Dian Sasmita, Direktur Yayasan Sahabat Kapas di Kota Solo, Jawa Tengah, yang bergerak soal pembinaan anak-anak dalam kondisi khusus dan rentan (AKKR).

Kepada Kompas.com, Dian menyebut, saat ini B sangat membutuhkan rasa kasih sayang untuk memulihkan kondisi mental saat ini. 

Baca juga: Kleptomania, Bocah 8 Tahun Buat Polisi Kewalahan, Lakukan Puluhan Pencurian, Sejak Bayi Dicekoki Narkoba

"Saya bergetar dan terharu saat membaca beritanya. Dalam usia 8 tahun dan sudah menghadapi situasi itu, anak ini benar-benar butuh pertolongan dan kasih sayang," katanya melalui sambungan telepon kepada Kompas.com, Senin (23/11/2020).

"Saya berharap dalam menangani kasus ini, pihak-pihak terkait tidak lagi mengungkit kasus tersebut, tetapi lebih ke mendengarkan keluh kesahnya," tambahnya.

Sebagai informasi, Yayasan Sahabat Kapas dirintis Dian sejak 2009. Bersama rekan-rekannya Dian mengusung kepedulian dan pembinaan AKKR, khususnya anak-anak yang menjadi penghuni Rumah Tahanan klas I Surakarta.

Butuh waktu

B (8) anak kleptomania saat didampingi petugae Dinsos Nunukan untuk dikirim ke Bambu Apus Jakarta pada Desember 2019 (Dinsos)Kompas.com/Ahmad Dzulviqor B (8) anak kleptomania saat didampingi petugae Dinsos Nunukan untuk dikirim ke Bambu Apus Jakarta pada Desember 2019 (Dinsos)

Menurut Dian, proses pemulihan anak dalam situasi yang dialami B membutuhkan waktu.

Lalu, langkah yang diambil Dinas Sosial Nunukan yang berencana mengirimkan ke panti rehabilitasi bisa segera diwujudkan.

Selain itu, menurut Dian, B juga berhak untuk mendapatkan program pengasuhan alternatif.

"Korban harus mendapat pengasuhan alternatif, bisa dari kerabat atau keluarganya. Namun, sebelumnya keluarga tersebut harus diberi assesment terlebih dahulu agar dipastikan memiliki kemampuan untuk mendampingi anak tersebut dengan benar," kata Dian. 

Seperti diberitakan sebelumnya, aparat kepolisian mencatat bahwa B diduga terlibat dalam 23 kasus pencurian dengan nominal di bawah Rp 10 juta.

Baca juga: Main Hujan-hujanan, Seorang Bocah Tewas Saat Hendak Ambil Sandal yang Jatuh ke Parit

Terakhir kali, menurut polisi, B beraksi pada Selasa, 16 November 2020.

Saat itu B masuk ke rumah salah satu warga, memecahkan celengan berisi uang sebesar Rp. 3.350.000. B menyisakan uang Rp350.000 lalu pergi begitu saja.

"Kita pakai nurani ya, apa yang bisa kita lakukan terhadap anak berusia 8 tahun? Ini fenomena yang butuh solusi bersama, ini bisa dikatakan simalakama karena tidak mungkin kita menahan anak 8 tahun, tapi kalau kita lepaskan dia , paling lama dua hari kemudian ada lagi laporan pencurian masuk dan dia pelakunya," ujar Kapolsek Nunukan Iptu Randya Shaktika, Kamis (19/11/2020).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com