Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Dua Bersaudara Penambang Emas Pingsan Saat Tahu Salah Satu Anaknya Tewas

Kompas.com - 21/11/2020, 12:19 WIB
Irwan Nugraha,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Uun (50), ibu dari dua bersaudara Yuda (24) dan Reza (20), langsung pingsan saat salah satu anaknya telah ditemukan tewas oleh tim yang mengevakuasi 10 penambang emas ilegal terjebak di lubang di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Jumat (20/11/2020).

Uun pun di rumahnya hanya seorang diri di Kampung Nanggerang, Desa Mulyasari, Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya, karena selama ini kedua anak laki-lakinya ikut bersama suaminya bekerja di pertambangan emas di kawasan Sungai Seribu, Kelurahan Pangkut, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.

"Allahu Akbar," singkat Uun, yang langsung pingsan seusai melihat berita televisi yang menyebutkan anaknya telah ditemukan dalam keadaan tewas, Jumat sore.

Suasana rumah keluarga korban langsung riuh karena sebelumnya para saudaranya sedang berkumpul di tengah rumah menonton berita televisi yang menayangkan proses pencarian 10 pembambang emas tertimbun.

Baca juga: 10 Penambang Emas Asal Tasikmalaya Terjebak dalam Lubang Tambang di Kalteng

Para saudaranya bergegas membaringkan ibu korban di tengah rumah dan berupaya menyadarkannya dengan mengeluskan minyak kayu putih ke dekat lubang hidungnya.

"Ini ibu dari dua bersaudara yang tertimbun itu yaitu Yuda dan Reza. Suaminya pun sama tertimbun atas nama Mukadir. Saya adiknya atau paman dua bersaudara," kata Obing (53), saat mendampingi Uun.

Obing menuturkan, Yuda sudah enam bulan bekerja di tambang emas Kalimantan dan disusul oleh adiknya yang berangkat tiga bulan lalu.

Paling terakhir berangkat adalah ayahnya, Mukadir (47), yang pergi ke Kalimantan sepekan lalu.

"Kalau lamanya kerja tambang di Kalimantan sudah 1 tahunan. Cuma, mereka sudah tiga kali balik ke Tasik. Kalau yang kedua kali menambang sebelumnya sukses. Nah, baru mendapatkan kabar malam tadi bahwa anak-anak adik saya dan suaminya tertimbun di lubang sedalam 60 meter dan belum ditemukan," kata Obing.

Obing dan keluarga hanya bisa berharap jenazah keluarganya yang ditemukan bisa dimakamkan di kampung halamannya di Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya.

Selama ini, keluarganya sudah pasrah karena mengetahui risiko pekerjaan tambang emas dan berharap tak merepotkan semua pihak di Kalimantan.

 

"Saya hanya berharap para jenazah keluarga kami bisa dipulangkan kalau tak merepotkan siapapun di sana," ujar dia.

Sebelumnya, sebanyak 10 penambang emas asal Tasikmalaya, Jawa Barat, terjebak timbunan longsor dalam sebuah lubang tambang sedalam 60 meter di di Sungai Seribu, RT 006 Kelurahan Pangkut, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.

Ke-10 penambang tersebut diketahui terjebak dalam lubang tambang sejak Rabu (18/11/2020) pagi.

"Biasanya sekitar pukul 08.00 WIB rombongan yang turun menggali ini 12 orang. Tetapi, mereka tidak bareng pada waktu turun ke lubang. Ada dua orang yang turun belakangan," ujar Camat Arut Utara Muhammad Ikhsan melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (19/11/2020) malam.

Baca juga: Tiga dari 10 Penambang yang Tertibun dalam Lubang Tambang 60 Meter Ditemukan Tewas

Pencarian dan upaya evakuasi kembali dilanjutkan kembali pada Jumat (20/11/2020) pagi dengan melibatkan lebih banyak personel yang terdiri dari BPBD, Basarnas, aparat TNI/Polri, warga, serta penambang lain.

Upaya tersebut akhirnya membuahkan hasil. Dua di antara korban telah ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa sekitar 12.00 WIB.

"Kedua jenazah tadi sudah dibawa ke Pangkalan Bun untuk diotopsi di Rumah Sakit Sultan Imanuddin," ujar Lurah Pangkut, yang tengah berada di lokasi pada Jumat siang. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com