Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] "Tidak Ada Meteorit Senilai Itu" | Tak Dukung Bobby Berujung Pemecatan

Kompas.com - 21/11/2020, 06:15 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Berita klarifikasi Jared Collins soal batu diduga meteor senilau miliaran rupiah yang menimpa rumah Josua Hutagalung, warga Tapanuli Tengah, menjadi sorotan.

Menurut Jared, nilai jual batu tersebut tak lebih dari Rp 200 juta dan bukan Rp 25 miliar.

Seperti diketahui, gara-gara batu itu, nama Josua menjadi buah bibir masyarakat.

Sementara itu, berita soal pencoretan salah satu kerabat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dari Partai Gerindra juga menjadi sorotan.

Kerabat Luhut yang bernama Suryani Paskah Naiborhu diketahui tak mendukung Bobby Nasutioan saat Pilkada Medan.

Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:

1. Penjelasan Jared soal batu milik Josua

Josua Hutagalung (33) warga Dusun Sitahan Barat, Desa Satahi Nauli, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah menunjukkan batu yang diduganya sebagai meteor setelah jatuh menimpa rumahnya, Sabtu (1/8/2020).handout Josua Hutagalung (33) warga Dusun Sitahan Barat, Desa Satahi Nauli, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah menunjukkan batu yang diduganya sebagai meteor setelah jatuh menimpa rumahnya, Sabtu (1/8/2020).

Jared menjelaskan, nilai jual meteorit milik Josua tidaklah seperti disebut di sejumlah media akhir-akhir ini.

"Mengklarifikasi berita yang saat ini beredar tentang perkiraan nilai pembelian batu meteorit tersebut, atau ganti rugi yang diberikan atas batu tersebut, dapat dipastikan bahwa angka yang (dibayarkan dan diterima) yang disebutkan sama sekali tidak benar dan tidak tepat," ujar Jared.

Seperti diketahui, batu yang diduga meteor itu menimpa rumah Josua di Dusun Sitahan Barat, Desa Satahi Nauli, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah.

Baca berita selengkapnya: Klarifikasi Jared Collins, Pembeli Batu Meteor Josua: Tidak Rp 200 Juta dan Bukan Rp 25 M

2. Dipecat dari Gerindra karena tak dukung Bobby

Suryani Paskah Naiborhu mengumumkan dirinya mendukung paslon wali kota dan wakil wali kota Medan nomor urut satu AMAN, Partai Gerindra Kota Medan langsung bereaksi dengan mencoretnya dari keanggotaan, Kamis (19/11/2020)KOMPAS.COM/MEI LEANDHA ROSYANTI Suryani Paskah Naiborhu mengumumkan dirinya mendukung paslon wali kota dan wakil wali kota Medan nomor urut satu AMAN, Partai Gerindra Kota Medan langsung bereaksi dengan mencoretnya dari keanggotaan, Kamis (19/11/2020)

Ketua DPC Partai Gerindra Medan Ihwan Ritonga kepada wartawan, Kamis (19/11/2020), membenarkan soal pemecatan salah satu kerabat Luhut.

Ihwan menjelaskan, patron Partai Gerindra adalah tegak lurus terhadap keputusan partai dan menjadi ikrar kader untuk tunduk dan patuh pada idealogi partai.

"Kita sudah membatalkan KTA yang dipegang Suryani melalui registrasi keanggotaan di partai. Sudah dicabut dan dicoret, Suryani dilarang memakai nama dan simbol Partai Gerindra," kata Ihwan sambil menambahkan bahwa pihaknya sudah mengirim surat agar kartu dikembalikan.

Baca berita selengkapnya: Tak Dukung Bobby di Pilkada Medan, Kerabat Luhut Dicoret dari Gerindra

3. Tak ada biaya berobat, seorang ayah meninggal usai digigit ular

Kondisi rumah almarhum Zaini di Desa Sungai Sayang, Kecamatan Sadu, Kabupaten Tanjab Timur, yang fotonya viral di media sosial. KOMPAS.com/Suwandi Kondisi rumah almarhum Zaini di Desa Sungai Sayang, Kecamatan Sadu, Kabupaten Tanjab Timur, yang fotonya viral di media sosial.

Kakak ipar Zaini, Husni, membenarkan peristiwa yang menimpa keluarga adik iparnya itu.

Saat dihubungi Kompas.com melalui telepon, Jumat (20/11/2020), Husni menceritakan kondisi keluarga Zaini.

"Zaini sudah meninggal dunia beberapa hari lalu. Dia sakit karena digigit ular saat pergi ke laut," kata Husni melalui sambungan telepon, Jumat.

Baca berita selengkapnya: Viral Foto Pria Miskin Meninggal Digigit Ular, Tinggalkan 4 Orang Anak

4. Hilang 6 hari, jasad Komar ditemukan di tengah kawanan biawak

Tim Inafis Satreskrim Polresta Tasikmalaya bersama TNI, BPBD dan warga setempat mengevakuasi temuan mayat yang dimakan kerumunan biawak di Sungai Citanduy bagian Bendungan Leuwi Keris, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (20/11/2020).KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA Tim Inafis Satreskrim Polresta Tasikmalaya bersama TNI, BPBD dan warga setempat mengevakuasi temuan mayat yang dimakan kerumunan biawak di Sungai Citanduy bagian Bendungan Leuwi Keris, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (20/11/2020).

Korban sempat dikabarkan hilang enam hari. Komar terakhir kali pamit akan ke rumah mantan istrinya yang berdomisili di Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya.

"Korban sudah dicari-cari anaknya sejak enam hari lalu karena tak pulang-pulang ke rumah. Terakhir pamit akan berkunjung ke rumah mantan istrinya di Jati, Indihiang, Kota Tasikmalaya. Korban sudah memiliki tiga orang anak," jelas Kepala Dusun Desa Pawindan, Kabupaten Ciamis, Ikin Sodikin, di lokasi kejadian, Jumat (20/11/2020).

Ikin menjelaskan, setelah itu keluarga mendapat kabar ada penemuan jenazah di pinggir Sungai Citanduy, Tasikmalaya dan telah dimakan kawanan biawak.

Baca berita selengkapnya: Mayat Dimakan Kerumunan Biawak Ternyata Warga Ciamis, Hilang 6 Hari Setelah Pamit ke Rumah Mantan Istri

5. Protes foto di surat suara Pilkada Medan lebih gelap

Seorang petugas sortir surat suara menunjukkan foto paslon wali kota dan wakil wali kota Medan nomor urut satu AMAN terlihat lebih gelap di banding foto paslon nomor urut dua, Kamis, (19/11/2020)Handout Seorang petugas sortir surat suara menunjukkan foto paslon wali kota dan wakil wali kota Medan nomor urut satu AMAN terlihat lebih gelap di banding foto paslon nomor urut dua, Kamis, (19/11/2020)

Ketua Tim Pemenangan AMAN Ibrahim Tarigan meninjau sortir lipat surat suara di gudang Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Medan di bekas bandara Polonia Medan.

Dirinya menilai, hampir di seluruh surat suara gambar paslon yang diusungnya menghitam. Dia meminta KPU tidak menggunakan gambar tersebut.

"Kami protes, gambar yang wajahnya cerah jadi gelap. Kita tidak terima, kita minta pemborong mencetak ulang, ganti... Jangan terkesan ada hitam, atau putih. Kalau tidak diubah sama KPU dan pemborong, kita akan tuntut, kita lanjut ke proses hukum dan jangan dibayar," kata Ibrahim kepada wartawan, Kamis, (19/11/2020).

Baca berita selengkapnya: Kubu Akhyar-Salman Protes, Foto di Surat Suara Lebih Gelap dari Bobby-Aulia

(Penulis: Kontributor Padang Sidempuan, Oryza Pasaribu, Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha, Kontributor Medan, Mei Leandha | Editor: Aprillia Ika, Farid Assifa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com