Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah 89 Orang Meninggal karena Covid-19, Bupati Semarang: Tapi Masih Ada yang Tidak Percaya

Kompas.com - 20/11/2020, 16:06 WIB
Dian Ade Permana,
Dony Aprian

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Bupati Semarang Mundjirin mengaku prihatin karena hingga saat ini masih ada masyarakat yang belum percaya dengan adanya Covid-19.

Padahal, kata dia, hingga saat ini sudah 89 orang meninggal karena Covid-19 di Kabupaten Semarang.

"Yang meninggal akibat Covid-19 sudah 89 orang dan yang isolasi mandiri mencapai 250 orang lebih, tapi masih ada yang tidak percaya. Masih ada yang mengabaikan protokol kesehatan," lirih Mundjirin kepada wartawan, Jumat (20/11/2020).

Baca juga: Satu Dosen dan Karyawan Universitas Jember Meninggal karena Covid-19

Indikasi ketidakpercayaan itu adalah banyak masyarakat yang tidak memakai masker, enggan mencuci tangan, dan tidak menjaga jarak.

"Alasannya lalai dan lupa masker, padahal itu yang utama untuk mecegah penyebaran Covid-19," tutur Mundjirin.

Menyinggung soal vaksin pencegah Covid-19, Mundjirin mengatakan, dalam posisi menunggu instruksi dari pemerintah pusat.

"Sampai saat ini memang belum ada kepastian, kemarin infonya akhir tahun ini. Ada yang menyampaikan pada awal tahun, sehingga itu menimbulkan perdebatan. Kita menunggu saja," ungkapnya.

Baca juga: Direktur RSI Surabaya Dokter Samsul Arifin Meninggal karena Covid-19

Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Semarang Bondan Marutohening menyampaikan telah enam kali mengundang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

"Dan enam kali pula kami mengirim rekomendasi agar gugus tugas lebih konkrit dalam menangani Covid-19," ujarnya.

Bondan menyampaikan dalam rekomendasi tersebut DPRD Kabupaten Semarang juga menyoroti mengenai sisa anggaran refocussing penanganan Covid-19.

"Sampai saat ini sisa anggaran masih Rp 31,9 miliar. Kalau penggunaan dimaksimalkan hingga akhir tahun, diperkirakan masih ada sisa Rp 14-17 miliar. Ini perlu penggunaan yang efektif agar penanganan Covid-19 bisa baik dari semua sisi termasuk pemulihan ekonomi," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com