Keluarga Zaini berada di bawah garis kemiskinan. Husni mengatakan keseharian almarhum memang hidup keterbatasan dan seadanya.
Dia hanya bekerja sebagai pencari sejinjing (hewan khas pesisir) yang nantinya dijual untuk pakan pancing, dan sesekali mencari hewan laut untuk dijual.
Zaini tidak memiliki kapal maupun perahu. Dia hanya pencari umpan pancing, bagi nelayan yang hendak melaut.
"Pendapatan dia hanya cukup untuk makan. Dan itu lebih banyak kurangnya," kata Husni lagi.
Baca juga: Viral Video Nenek Mengaji di Rumah Reyot, Ternyata Tak Pernah Dapat Bantuan Pemerintah
Husni juga merasa khawatir, dengan nasib isteri dan anak-anak Zaini. Sementara bantuan Covid-19 dari pemerintah, tidak dapat menjangkau mereka.
"Pemerintah tidak bisa bantu, karena Zaini tidak memiliki KTP. Sementara KK-nya itu dari Muarojambi," kata Husni lagi.
Tetapi, keluarga Zaini sudah 8 tahun tinggal di Desa Sungai Sayang, Sadu. Pemerintah pernah mendatangi rumah Zaini dan memintanya mengurus KTP.
"Zaini tidak langsung pergi membuat KTP atau KK. Dia mungkin tidak sempat, karena harus bekerja," kata Husni lagi.
Baca juga: Kisah Aipda Ikhsan Terobos Banjir 2 Meter Sambil Gendong Kakek Lumpuh
Sementara itu, Kades Sungai Sayang, Ahmadia menuturkan pemerintah desa mau mengeluarkan bantuan Covid-19 untuk keluarga Zaini.
Sayangnya, kata dia, Zaini tidak memiliki KTP dan KK. Sehingga akan melanggar aturan, kalau mereka diberi bantuan.
"Kita tetap berikan bantuan, yang sifatnya tidak membutuhkan KTP dan KK. Biasanya berupa sembako," kata Kades lagi.
Dia juga menyebutkan warga yang menerima bantuan Covid-19, ada yang ingin berbagi bersama Zaini. Mereka juga menyisikan sebagian bantuan, untuk Zaini.
Menurut Ahmadia, sudah lebih dari tiga tahun, keluarga Zaini tinggal di Desa Sungai Sayang.