YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) memastikan belum ada laporan kera-kera turun ke kawasan permukiman.
Sampai saat ini, perilaku kera yang ada di hutan Gunung Merapi juga masih biasa.
Status Gunung Merapi saat ini ditetapkan Siaga (Level III). Meningkatnya aktivitas Gunung Merapi saat ini belum memengaruhi perilaku satwa, termasuk kera.
"Kera masih belum (turun) perilakunya masih biasa," ujar Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), Pujiati saat ditemui di Barak Pengungsian Glagaharjo, Kamis (19/11/2020).
Baca juga: Serangan Kera Liar Rusak Lahan Pertanian Warga di Kabupaten Semarang
Aktivitas Gunung Merapi saat ini belum sampai memengaruhi aktivitas kera-kera. Sampai saat ini kera yang ada di Hutan Gunung Merapi masih beraktivitas di habitatnya.
"Masih di habitatnya, di Kaliurang itu turun tapi kan biasa mereka di situ, karena di bawah itu kan ada warung. Perilakunya masih biasa, enggak ada yang luar biasa," tegasnya.
Menurutnya sampai dengan saat ini pihaknya juga belum ada laporan terkait kera di Hutan Gunung Merapi yang turun.
Namun memang satwa mempunyai naluri untuk menjauhi lokasi bahaya, termasuk saat terjadi erupsi Gunung Merapi.
"Sulit kami kalau mau mengevakuasi satwa ya, satwanya kan punya naluri untuk turun ya. Jadi tidak ada hal khusus yang kami lakukan untuk perlindungan satwa," kata Pujiati.
Baca juga: Jalak dan Rusa yang Jadi Tanda Alam Warga Lereng Merapi
Pujiati mengungkapkan, satwa yang di Hutan Gunung Merapi antara lain kera, kijang, kucing hutan, trenggiling hingga beberapa jenis burung termasuk elang.
Namun, untuk macan tutul pihak TNGM sampai saat ini belum menemukan keberadaanya di hutan Gunung Merapi.
"Macan tutul sampai sekarang Kami belum ketemu, tapi katanya jejak ada, awal Januari pasang kamera trap masih tetap belum ditemukan. Kami berpikir kalau ketemu banyak Kijang, artinya itu kan makanya macan, tapi belum ketemu itu yang bikin kami penasaran," bebernya.
Diungkapkannya pihaknya juga memasang kamera trap di koridor antara Gunung Merapi dengan Gunung Merbabu.
Baca juga: Belajar Hidup Berdampingan dengan Bencana dari Warga Lereng Merapi
Sebab koridor tersebut kemungkinan menjadi perlintasan perpindahan satwa dari Gunung Merapi ke Gunung Merbabu.
"Ada teman yang pasang kamera trap di koridor antara Merapi dan Merbabu, jadi ada kemungkinan satwa yang dari Merapi lewat koridor itu pindah ke Merbabu. Kami juga pasang kamera trap di dua tempat, Merapi dan Merbabu," sebut Pujiati.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.