Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Marta Sari, Si Duta Kopi Indonesia, Terus Promosikan Kopi Petani di Masa Pandemi

Kompas.com - 19/11/2020, 15:48 WIB
Suwandi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.com – Pada awal November, Marta Sari terpilih sebagai Duta Kopi Indonesia, pada kompetisi skala nasional yang diselenggarakan secara virtual.

Dalam kompetesi yang dihelat Asosiasi Duta Indonesia dan Dewan Kopi Indonesia, dua anak muda Jambi menyingkirkan 358 peserta dari Aceh-Papua.

Marta Sari juara I, Duta Kopi Indonesia kategori putri dan Exsos Grend Dais juara III Duta Kopi Indonesia, kategori putera.

Pandemi memang mengunci segala aktivitas, termasuk Marta. Untuk memecahkan kebuntuan di masa pandemi, Marta menggunakan platform media sosial berupa vlog, untuk mempromosikan kopi Jambi.

“Kita fokus promosikan kopi petani seperti Arabika, Robusta dan Liberika,” kata Marta saat berbincang dengan Kompas.com, Minggu (15/11/2020).

Baca juga: Foto Viral Gadis Penjaga Warung Kopi Mirip Anya Geraldine, Pembeli sampai Ogah Pulang

Promosikan kopi dengan baju adat Jambi di vlog dan podcast

Promosi yang dilakukan baru sebatas vlog dan podcast. Untuk terjun langsung menemui petani dan membuat kegiatan, Marta masih khawatir. Meskipun harapan besarnya, vaksin segera tersebar dan menghentikan wabah Covid-19.

Setiap membuat video, Marta juga mengenakan baju kurung dan kuluk, pakaian khas Jambi dan menggunakan pantun, dengan latar belakang Gentala Arasy.

Tidak hanya promosi melalui video, Marta juga mengedukasi turis dari Pakistan, tentang keunikan cita rasa kopi dan petaninya ketika bertemu di tempat wisata. Kemudian, dia mengirim kopi ke teman-temannya yang berada di Italia.

Selanjutnya, Marta mengedukasi kelompok milenial melalui berbagai saluran, agar mereka tertarik untuk ngopi dan tidak menggangu kesehatan, seperti asam lambung.

Baca juga: Kisah Penjual Rujak Cantik Asal Tasikmalaya: Dulu Anak Manja, Kini Tak Malu Jualan di Pinggir Jalan

 

Bekerja di OJK Jambi

Fokus Marta, ingin mempromosikan Liberika. Menurut dia, secara domestik, Liberika masih sepi peminat. Padahal, kopi ini sudah laris manis di Singapura dan Malaysia.

Menurut Marta, Jambi memang satu-satunya tempat, yang memiliki tiga jenis kopi. Robusta dan Arabika menjadi kopi terbaik, pada kontes Kopi Spesialiti Indonesia.

“Arabika memang spesial, karena memiliki cita rasa nano-nano. Rasanya itu mengikuti tanaman yang berada di sekitarnya, seperti kayu manis, jeruk, mangga, sangat tergantung lingkungan tempat kopi ini tumbuh,” kata Marta menjelaskan.

Perempuan yang bekerja di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jambi ini, akan membuat film dokumenter tentang kopi di Indonesia. Hanya saja, masih ditunda karena masih pandemi. Makanya, Marta fokus membuat video promosi terkait kedai kopi maupun brand-brand kopi di Jambi.

Pengikut Marta dari kalangan milenial terus mengalami peningkatan di media sosial. Semenjak menjadi Duta Kopi Indonesia, pengikutnya sudah 3.000-an anak muda.

Baca juga: Berjuang Lawan Deforestasi, Perempuan Ini Antar 5 Desa Hutan Bujang Raba Raup Rp 1 M dari Jual Karbon

Kopi Jambi tetap eksis di tengah pandemi

Pandemi tidak mempengaruhi harga kopi tingkat petani. Meskipun sempat mengalami penurunan, namun tidak signifikan dan bertahan lama.

Pada masa pandemi, kata perempuan berusia 24 tahun ini, Jambi justru mengekspor kopi berton-ton ke Belgia dan Jepang.

Hanya saja, dia berharap dalam rangka memulihkan ekonomi masyarakat, pemerintah membantu petani agar dapat meningkatkan teknologi pengolahan kopi. Sekarang, masih ada petani yang menggunakan peralatan tradisional, untuk mengolah kopi.

“Kalau pakai mesin, tentu akan menghemat waktu dan tenaga. Petani akan menjadi lebih produktif,” kata Marta lagi.

Meskipun belum melakukan pendataan, luas lahan kopi dan tempat ngopi di Jambi terus mengalami pertumbuhan. Hampir di setiap sudut kota, mudah menemukan tempat ngopi dengan standar yang baik.

Baca juga: Potret Intan Rose, Penjaga Warung Kopi yang Fotonya Viral karena Mirip Anya Geraldine

 

Membantu milenial tidak mampu

Marta sudah masuk dunia hiburan atau entertainment sejak di bangku SMP. Dia telah mengoleksi berbagai prestasi seperti Putri Bahari 2015, Bujang Gadis Provinsi Jambi kategori foto genic (2015), The Best Catwalk, Puteri Batik Nasional 2013, Ikon Jamtos.

Setelah mengantongi pengalaman di dunia hiburan seperti modeling, acting, penyanyi, presenter dan dance, Marta mendirikan Satu Entertainment Camp. Tempat para milenial mengasah bakat di dunia hiburan.

“Saya sistemnya subsidi silang. Kalau yang mampu tetap bayar. Yang tidak mampu, akan diberikan workshop secara gratis,” kata Marta.

Di tangan dingin Marta, banyak anak muda Jambi mengukir prestasi di kancah internasional, yakni pernah juara Mister Teen dan Miss Teen.

Marta mengaku anak muda Jambi masih belum total di dunia hiburan. Sehingga kesulitan untuk masuk ke dunia hiburan sesungguhnya di layar kaca, baik menjadi pemain film maupun presenter.

“Keinginan untuk menjadi bintang itu ada. Tetapi daya juangnya itu rendah. Banyak terhenti di tengah jalan,” tutup Marta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com