Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Unsoed Sudah Identifikasi Jenis Semut Peneror Warga Banyumas

Kompas.com - 19/11/2020, 11:47 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PURWOKERTO, KOMPAS.com - Tim ahli entomologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto telah mengidentifikasi jenis semut yang meneror sebagian warga Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Kepala Laboratorium Entomologi dan Parasitologi Fakultas Biologi Unsoed Trisnowati Budi Ambarningrum mengungkapkan, berdasarkan hasil identifikasi di laboratorium, jenis semut tersebut yaitu Tapinoma sessile.

"Setelah identifikasi di laboratorium, dugaan kami semut tersebut adalah jenis Tapinoma sessile atau lebih dikenal dengan nama semut bau," kata Trisnowati saat dihubungi, Kamis (19/11/2020).

Baca juga: Fenomena Teror Semut di Banyumas, Terjadi sejak 2017 dan Gigit Warga, Ini Penjelasan Ahli

Trisnowati mengatakan, semut tersebut ketika dipencet mengeluarkan bau tidak sedap. Semut bau merupakan semut biasa dan tidak seganas jenis semut api.

"Sebenarnya ini semut rumahan, cuma populasinya tinggi, karena memang lingkungannya di sana lembab banget, hawanya juga dingin, jadi dia suka," jelas Trisnowati.

Tim ahli entomologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto mengambil sampel semut yang meneror sebagian warga Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.KOMPAS.COM/HANDOUT Tim ahli entomologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto mengambil sampel semut yang meneror sebagian warga Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Trisnowati mengatakan terdapat beberapa jenis semut bau. Untuk jenis Tapinoma sessile hidup berkoloni dengan lebih dari satu ratu, bahkan bisa mencapai 200 ratu.

"Biasanya secara umum dalam satu koloni semut hanya ada satu ratu, tapi untuk jenis Tapinoma sessile itu bisa banyak sekali ratunya. Itu yang mungkin mengakibatkan cepat sekali perkembangannya," jelas Trisnowati.

Baca juga: Teror Semut di Banyumas, Ahli Entomologi: Tidak Suka Gula, tapi Karnivora

Lebih lanjut Trisnowati mengatakan, semut bau tidak hanya bersarang di tanah, tapi juga di retakan-retakan tembok rumah, pepohonan, dan tumpukkan kayu.

"Semut jenis ini banyak ditemukan di Indo-Australia dan Etiopia. Semut tersebut kemungkinan besar terbawa oleh tumpukan kayu yang dia tadinya sudah bersarang mungkin di kayu tersebut," jelas Trianowati.

Trsinowati menambahkan, semut tersebut dapat makan apa saja. Namun jika terdapat pilihan, semut tersebut lebih menyukai makanan yang mengandung protein.

Baca juga: Warga Banyumas Diteror Semut, Water Cannon Diterjunkan Semprot Pestisida

"Sebenarnya semua serangga itu cerdas, dia dapat memilih makanannya, dia dapat menyimpan makannya sementara dan perilaku semut ini juga akan mencari makan siang dan malam," kata Trisnowati.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah warga di Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, diresahkan dengan munculnya kawanan semut dengan jumlah yang sangat banyak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com