Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detik-detik Banjir Bandang di Kawasan Wisata Sungai Landak, Warga: Suaranya Bikin Jantung Mau Copot

Kompas.com - 19/11/2020, 06:02 WIB
Dewantoro,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Pernah terjadi 20 tahun lalu

Seorang perangkat desa, Dedi mengatakan dirinya mengetahui terjadi banjir bandang setelah diberitahu oleh warga.

Setelah melihat ke lokasi, dia melihat banyak kayu. Dedi bersama beberapa orang lainnya juga sudah menyurvei lokasi sejauh 5 km dari hulu hingga hilir.

Kayu-kayu tersebut turun dari gunung di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Di salah satu titik di lokasi banjir, terdapat beberapa batang pohon yang sudah dalam keadaan terpotong.

Menurut Dedi, batang kayu tersebut sebelumnya adalah pohon besar utuh beserta akar-akarnya kemudian dipotong-potong oleh warga.

"Banjir bandang itu menghanyutkan pohon beserta akar-akarnya. Itu dipotong-potong sama masyarakat setempat tadi pagi. (Pembalakan) tidak ada. Karena di atas titik longsornya sangat banyak. Banjir besar seperti ini sudah 2 kali tapi itu (terakhir terjadi) sekitar 20 tahun lalu," katanya.

Pantauan di lokasi, puing-puing bangunan, batang-batang pohon, bambu dalam jumlah banyak berserakkan di pinggiran maupun di tengah badan sungai.

Baca juga: Banjir Bandang Terjang 8 Kampung di Cianjur, 60 Rumah Terendam

 

Di beberapa titik di kawasan ini, sebelumnya digunakan sebagai tempat kemping pengunjung. Setiap bulan, puluhan hingga ratusan orang kemping di tempat ini.

Kawasan wisata ini berjarak sekitar 85 km dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua selama 2,5 jam. Tempat ini hanya berjarak 5 hingga 6 km dari kawasan wisata Bukit Lawang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com