Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mayat Mengapung dengan Tangan Terikat Rantai dan Beton Ternyata Penderita Gangguan Jiwa

Kompas.com - 18/11/2020, 23:28 WIB
Aji YK Putra,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Identitas mayat laki-laki yang mengapung di Sungai Kenten, Kecamatan talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, akhirnya terungkap.

Jenazah dengan kondisi tangan terikat rantai dan diberi pemberat beton itu diketahui bernama Andre (32).

Laki-laki tersebut tercatat sebagai warga Kenten Azhar, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.

Baca juga: Jenazah Pria Mengambang dengan Tangan Terikat Rantai dan Beton

Terungkapnya identitas tersebut setelah keluarga korban datang ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palembang.

Dari hasil keterangan dan ciri-ciri jenazah, keluarga meyakini bahwa jenazah itu adalah Andre.

"Korban ada jenggot tipis sama seperti ciri-ciri yang disebutkan pada jenazah. Tapi yang paling meyakinkan kami adalah baju yang dikenakannya. Kami cukup yakin bahwa jenazah itu benar keluarga kami," kata Rahmad, salah satu kerabat korban di rumah sakit, Rabu (18/11/2020).

Baca juga: Polisi Akan Periksa Bahar bin Smith sebagai Tersangka

Tak hanya itu, saat melihat kondisi jenazah, Rahmat juga mendapatkan ciri fisik di tubuh, yakni luka di bagian pipi kanan dan gigi depan yang patah sebagian.

"Kakak ipar saya itu memang pernah kecelakaan dan bekas lukanya ada pipi sama kening kanan. Terus juga gigi depannya juga patah setengah. Jadi aku sangat yakin jenazah itu adalah kakak ipar saya," ujar Rahmad.

Menurut Rahmad, pada Minggu (15/11/2020), Andre sempat datang ke rumahnya dan meminta sejumlah uang.

Mereka akhirnya menuruti permintaan korban, karena mengetahui bahwa korban menderita gangguan jiwa.

Selama ini korban memang sering meminta uang kepada keluarganya sebelum akhirnya menghilang.

"Mintanya tidak banyak, paling Rp 2.000 sampai Rp 10.000. Waktu itu juga bawa rantai. Ketika ditanya rantai itu untuk apa, dia tidak menjawab," kata Rahmad.

Tetangga sekitar rumah Rahmad pun sempat melihat korban sebelum hilang mengumpulkan batu dan membawa jeriken dari rumah.

Mereka saat itu tidak tahu pasti maksud dari korban mengumpulkan barang tersebut.

"Setelah dilihat tadi, jeriken itu memang milik kami," ujar Rahmad.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com