Tiga hari usai mengganti kartunya, Candra kemudian mengurus sesuatu ke Kantor Cabang Maybank Jalan Urip Sumoharjo, Solo.
Betapa terkejutnya Candra melihat saldonya habis.
"Setelah dia punya kartu baru aktif kembali tanggal 18 Juni dia datang ke Maybank ada yang diurus. Cetak rekening koran tabungannya di Maybank. Di situ baru tahu ternyata uangnya Rp 72 juta sekian tinggal Rp 80.000," kata Gading.
Ia juga mengetahui ada lima transaksi aneh yang tak pernah dia lakukan.
Transaksi itu dilakukan dalam sehari pada 11 Juni 2020 dengan total nilai Rp 72.653.000.
"Transaksi pemindahbukuan ke Bank BTPN a.n. M. Rafli Rp 25.000.000, top up OVO Rp 9.801.000, top up OVO Rp 9.901.000, pemindahbukuan ke Bank BRI a.n. Septian Hadi Prayitno Rp 25.000.000, dan top up OVO Rp 2.951.000," kata dia.
Baca juga: Cerita Kakak Beradik Tipu 92 Online Shop, Dilakukan Sejak 2012, Kerugian Hampir Rp 1 Miliar
"Laporan kita yang tanggal 18 Juni di Maybank baru ditanggapi tanggal 7 Agustus 2020. Satu bulan lebih baru ditanggapi dengan menerbitkan surat yang dikirimkan kepada klien kami," kata Gading.
"Isinya adalah mereka intinya tidak mau melakukan penggantian dikarenakan proses pengambilan itu sudah melalui prosedur M2U (fasilitas internet banking). Maybank beranggapan satu-satunya orang yang tahu terkait user name dan password yaitu klien kami sendiri sebagai nasabah," sambungnya.
Tanggal 31 Agustus 2020 Maybank kembali menerbitkan surat ke pihak Candra. Mereka menyatakan tidak akan melakukan penggantian uang.
Selain membuat aduan ke Maybank, Candra juga telah melaporkan kejadian ini ke polisi.
Kasus ini kini tengah ditangani Sat Reskrim Polresta Solo dan dalam penyelidikan.