KOMPAS.com - Dua bocah di Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali kercunan usai menyantap kerupuk ikan buntal pada Selasa (17/11/2020). Mereka adalah PAMS (11) dan KATP (5) yang masih memiliki hubungan keluarga.
Dalam keadaan lemas, dua bocah itu dibawa ke rumah sakit. Namun nyawa PAMS tak bisa diselamatkan. Ia meninggal saat dirawat di RSUD Buleleng.
Sementara itu di Kabupaten Banyuwangi, satu keluarga meninggal usai konsumsi ikan buntal.
Korban adalah Muhlis Hartono (65) dan Dewi Ambarwati (50), serta ibu mertua Muhlis bernama Siti Habsah (80).
Ikan buntal yang mereka konsumsi adalah hasil pancingan Muhlis yang kemudian dimasak santan oleh keluarganya.
Baca juga: Mengenal Tetrodotoksin, Racun Ikan Buntal yang Bahayakan Nyawa
Dilansir dari pemberitaan Kompas.com, 11 Maret 2020, dijelaskan jika ikan buntal mengandung racun berbahaya yang disebut tetrodotoksin.
Racun tersebut biasanya ditemukan di hati dan organ seks (gonad) dari beberapa ikan, seperti ikan buntal serta beberapa spesies amfibi, gurita, dan kerang.
Keracunan tetrodotoksin terjadi karena pengolahan daging atau organ ikan yang tidak tepat.
Dan biasanya efek racun tersebut bisa langsung dirasakan dalam waktu 10 hingga 45 menit atau tiga hingga enam jam usai terpapar.
Baca juga: Mengolah Ikan Buntal, Chef di Jepang Harus Punya Sertifikasi Khusus
Karena racun di ikan buntal sangat berbahaya, hanya koki terlatih yang diperbolehkan mengolahnya.
Sementara itu untuk orang yang terpapar racun tetrodotoksin harus segera mendapatkan perawatan medis.
Berikut 5 kasus keracunan ikan buntal di Tanah Air:
Sementara satu rekannya, Muha (40) terpaksa menjalani perawatan di rumah sakit.
Kasat Reskrim Polres Tuban, AKP Mustijat Priyambodo mengatakan kasis tersebut berawal saat Riyanto diundang ke warung milik Darmuji untuk memasak telur ikan buntal.