Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jabar Targetkan Cadangan Beras 40.000 Ton pada 2021

Kompas.com - 18/11/2020, 08:25 WIB
Putra Prima Perdana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan meningkatkan cadangan beras di tahun 2021 mendatang.

Direktur Utama Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Agro Jabar, Kurnia Fajar mengatakan, stok beras di Jawa Barat selama ini masih diatur pemerintah pusat lewat Bulog dengan kuota 300.000 ton per tahun.

"Kami punya target satu tahun (2021) paling tidak satu tahun pecadangan pangan 40.000 ton karena masyarakat Jawa Barat jumlahnya 50 juta orang dan Bulog sebagai buffer stock (stok penyangga) nasional punya stok di Jawa Barat 300.000 ton. Paling tidak kami punya target 10 sampai 15 persen atau sekitar 30.000 sampai 50.000 ton setahun," kata Kurnia saat ditemui di Hotel Savoy Homan, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Selasa (17/11/2020).

Baca juga: Sukses Salurkan 450 Ton Beras Lewat Program BSB, Mensos Berharap Masyarakat Terbantu

Lebih lanjut Kurnia menjelaskan, pihaknya memiliki kendala untuk melakukan realisasi peningkatan cadangan beras.

"Selama ini kami belum memiliki portofolio produksi beras," ungkapnya.

Untuk itu, PT Agro Jabar melakukan kerja sama dengan BUMN PT Pupuk Indonesia Pangan (Persero).

Kerjasama yang ditandatangani di Embbasy Room Hotel Savoy Homann tersebut diharapkan mampu mendorong produksi pangan terutama produksi beras yang akan dilakukan oleh PT Agro Jabar.

"PT Pupuk Indonesia Pangan  yang sudah memiliki portofolio produksi beras dan jam terbang produksi beras, maka kami melakukan kerjasama dengan PT Pupuk Indonesia dalam hal produksi beras. Tentunya sangat modern  kualitasnya, baik dan sangat bisa dipertanggungjawabkan," tuturnya.

Kurnia menjelaskan, salah satu hal yang paling mendasari kerja sama tersebut adalah keluarnya Perda Nomor 1 Tahun 2020 tentang Pusat Promosi dan distribusi pangan.

Menurut Kurnia, peran PT Agro Jabar adalah sebagai penyedia pangan untuk memenuhi konsumsi masyarakat akan komoditas bahan pokok dan menghindari kelangkaan stok pangan.

Salah satu faktor yang menjadi penyebab kelangkaan stok ini antara lain kelemahan manajemen distribusi logistik.

"Tahun lalu karena belum ada Perda maka cadangan pangannya masih dilakukan  terpusat oleh Bulog. Artinya kita akan menambah cadangan pangan yang ada di Bulog," tandasnya.

Di tempat yang sama, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Pangan, Budiono, mengatakan, pihaknya siap untuk membantu peningkatan produksi cadangan pangan di Jawa Barat.

"Kami siap memenuhi apa yang ditargetkan Agro Jabar 30.000 sampai 40.000 ton per tahun, maka kami akan melakukan itu bukan sekadar hanya ada beras ke Agro Jabar," kata Budiono.

Lebih lanjut dia menjelaskan, pihaknya juga akan melakukan transfer teknologi produksi beras ke PT Agro Jabar.

Dengan pola kerja sama sesama badan usaha pemerintah, birokrasi diyakini olehnya akan semakin mudah.

"Karena ini antara BUMD dan BUMN, maka bisa mempercepat sinergitas antar dua belah pihak. Kita bisa seirama dan birokrasi bisa lebih mudah," tuturnya.

Baca juga: Mensos Juliari Batubara Tutup Bansos Beras untuk PKH

Dengan kerja sama tersebut, Budiono juga meyakini bahwa harga gabah tidak akan jatuh di harga dasar.

"Kalau harga dasar gabah Rp 4.200, bisa jadi Rp 4.500. Artinya petani sudah bisa disejahterakan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com