"Itu jangan menjadi stigma dan menimbulkan perilaku diskriminasi terhadap penderita. Rumah sakit maupun puskesmas selalu memberikan edukasi dan informasi dari setiap tindakan medis yang akan dilakukan," ujar Viro.
Ia mengingatkan, pihak keluarga dan pasien harus berkomunikasi dengan petugas rumah sakit atau puskesmas jika memiliki pertanyaan seputar penanganan medis.
Pihaknya berharap masyarakat terbiasa menyaring setiap informasi yang didapat.
Sebelumnya, Viro membantah tudingan RSUD Tongas sengaja mendiagnosis pasien dengan penyakit Covid-19.
Baca juga: Tutup Pusat Karantina di Hotel Sahid, Pasien Covid-19 di Jayapura Ditampung di LPMP Kotaraja
Pernyataan itu menanggapi aksi sejumlah warga yang hendak menjemput paksa seorang pasien terduga Covid-19 berinisial AT (37) yang melahirkan anak keduanya di RSUD Tongas.
Sejumlah warga dan keluarga hendak menjemput paksa pasien perempuan berinisial AT (34) yang dirawat di RSUD Tongas pada Senin (16/11/2020).
HT (38), suami AT menceritakan, kejadian itu bermula ketika istrinya hendak melahirkan anak kedua di Puskesmas Besuk pada Rabu (11/11/2020).
Saat di puskesmas, AT menjalani rapid test dan dinyatakan reaktif. Tim medis memutuskan merujuk HT ke RSUD Tongas.