SEMARANG, KOMPAS.com - Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes), Frans Josua Napitu menegaskan keputusan Dekan Fakultas Hukum terkait pengembalian pembinaan moral karakter dirinya kepada orangtua dinilai tidak masuk akal.
Keputusan Dekan itu disampaikan melalui surat yang dikirimkan kepada orangtua Frans pasca pelaporan kasus dugaan korupsi Rektor kepada KPK RI yang dilakukan pada Jumat (13/11/2020).
Dalam surat tersebut, Frans juga dianggap terlibat dalam sebuah gerakan Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Baca juga: Laporkan Rektor ke KPK, Mahasiswa Unnes Dikembalikan ke Orangtuanya
Atas keputusan Dekan tersebut, Frans mengaku kecewa karena dugaan keterlibatan OPM dalam surat keputusan tersebut tidak berdasar.
"Alasan terkait keterlibatan OPM yang ditampilkan dalam surat tersebut tidak masuk akal, tidak rasional dan cenderung diada-adakan. Soal saya merupakan simpatisan OPM itu tuduhan tak berdasar dan bisa jadi fitnah yang bias dampaknya. Karena saya tidak pernah dibuktikan menjadi simpatisan OPM," jelasnya saat dihubungi, Selasa (17/11/2020).
Frans mengakui sebelumnya pernah mengikuti aksi demonstrasi menolak tindakan rasisme yang terjadi kepada warga Papua bersama Semarang Raya.
"Saya memang cukup terlibat aktif dalam BEM. Pernah mengikuti aksi menolak rasisme bersama temen temen Papua, ada organisasi sipil, dan BEM. Intinya kita menolak rasisme terhadap teman Papua. Kepentingan saya soal Papua berhenti soal kemanusiaan," ucapnya.
Frans menyuarakan penolakan terhadap diskriminasi yang dialami rakyat Papua karena sebatas ingin menjunjung nilai kemanusiaan.
"Saya tidak terima sesama manusia dari Papua direndahkan dilabeli monyet. Tidak terima mereka dianggap bukan sebagai manusia seperti kita biasanya. Juga soal demokrasi pasca aksi rasisme ada beberapa mahasiswa dikriminalisasi. Saya hampir tidak ada kaitannya dengan gerakan politik OPM. Jadi tidak berdasar dan tidak masuk akal," tambahnya.
Baca juga: Mahasiswa Unnes Laporkan Rektornya ke KPK Atas Dugaan Korupsi
Kendati demikian, Frans mengaku akan menghadapi keputusan tersebut dengan hati gembira.
Dia menyatakan siap menempuh jalur ligitasi dan non litigasi serta fokus pada substansi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.