SEMARANG, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo menduga lonjakan kasus Covid-19 di Jawa Tengah disebabkan karena liburan panjang pada Oktober 2020.
Namun, untuk memastikan hal tersebut pihaknya bersama tim ahli masih menganalisa lebih lanjut.
"Ini perlu diteliti lebih lanjut, tapi kayaknya ada (pengaruh libur panjang)," ujar Yulianto di kantor Gubernur Jawa Tengah, Selasa (17/11/2020).
Baca juga: Masyarakat Diminta Tetap Jaga Kesehatan Mental di Masa Pandemi Covid-19
Yulianto menyebut salah satu penambahan kasus Covid-19 yang paling menonjol usai liburan panjang terjadi di Kabupaten Sragen.
"Contohnya itu kasus di Sragen, ada pemudik dari Jakarta ke Sragen walaupun kepentingannya bukan liburan tapi mau kawinan tapi ternyata membawa (virus) dan menularkan ke lain-lain sehingga ada klaster keluarga yang banyak dan fatal," jelasnya.
Penambahan kasus Covid-19 di Jateng juga didominasi oleh klaster rumah tangga atau keluarga, klaster pondok pesantren, dan klaster tempat kerja.
"Klaster keluarga mendominasi dengan persentase 32 persen, lalu klaster ponpes 13,9 persen dan klaster tempat kerja," tandas dia.
Selain itu, peningkatan angka kasus Covid-19 di Jateng dipengaruhi oleh gencarnya tes massal yang dilakukan.
Bahkan, kata dia, tes massal dan uji spesimen di Jawa Tengah sudah melampaui standar harian WHO.
"Sudah melebihi standar harian WHO, rata-rata per hari ada 9.500 tes PCR atau hampir dua kali dari yang dianjurkan oleh WHO," ungkapnya.
Baca juga: Penambahan Kasus Positif Covid-19 di Jateng Tertinggi, Dinkes Sebut karena Gencar Tes Massal
Pihaknya memastikan bahwa sampai saat ini okupansi rumah sakit masih tergolong aman.
Penambahan kamar isolasi dan ICU untuk 52 rumah sakit yang ditunjuk pemerintah akan dilakukan.
"Fluktuatif naik-turun per hari, sampai saat ini masih aman. Tapi sesuai arahan Pak Gubernur, kita akan menambah ICU maupun tempat isolasi. Memang belum mengkhawatirkan tapi itu (penambahan) penting," tuturnya.
Penambahan tempat tidur isolasi dan ICU tersebut, lanjutnya, beserta dengan peralatan yang dibutuhkan.
"Dari pertemuan dengan Direktur rumah sakit milik pemerintah daerah ada 52 itu sepakat ada penambahan. Itu juga dengan alatnya seperti ventilator dan lainnya," katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bakal menambah sebanyak 10 kamar isolasi dan 2 Intensive Care Unit (ICU) di tiap rumah sakit yang ditunjuk pemerintah.
Hal itu dilakukan sebagai langkah penanganan kasus Covid-19 di Jawa Tengah.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebutkan, total penambahan ada sekitar 520 kamar isolasi dan 104 ICU.
Penambahan tersebut diperkirakan akan selesai sekitar satu hingga dua minggu ke depan.
"Kita buat arisan ICU satu sampai dua minggu ke depan. Di masing-masing rumah sakit dua ICU jadi ada sekitar 104 ICU. Dan, untuk tempat tidur ada penambahan 520 tempat tidur," ujarnya usai Rakor penanganan percepatan Covid-19 di Jawa Tengah, ruang rapat lantai kantor Gubernuran, Selasa (17/11/2020).
Arisan ICU ini diterapkan di setiap rumah sakit yakni dengan menambah ruang ICU yang jumlahnya sesuai dengan kemampuan rumah sakit masing-masing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.