Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Bocah 8 Tahun Tewas Dianiaya Paman, Gara-gara Tak Dipinjami Uang oleh Orangtua Korban

Kompas.com - 17/11/2020, 16:40 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - FA bocah SD berusia 8 tahun warga Kecamatan Terusan Nunyai, Lampung Tengah tewas dianiaya pamannya sendiri, ELS (21).

ELS menganiaya FA karena marah orangtua FA tak meminjami uang untuk membayar utang untuk beli narkoba.

Saat ditemukan di area pembuatan batu bata, tubuh bocah berusia 8 tahun itu penuh luka senjata tajam.

Nyawa FA tak bisa diselamatkan. Ia meninggal saat dibawa ke rumah sakit. Berikut 5 fakta pembunuhan bocah 8 tahun di Lampung Tengah:

Baca juga: Dendam ke Kakak gegara Utang, Keponakan 8 Tahun Jadi Sasaran, Dianiaya hingga Tewas

1. Pinjam uang untuk bayar utang beli narkoba

Sebelum menganiaya FA pada Sabtu (14/11/2020), ELS sempat menemui kakak kandungnya sekaligus ayah FA.

Ia berencana meminjam uang Rp 1 juta yang akan digunakan untuk membayar utang narkoba,

Namun oleh sang kakak, ELS tidak dipinjami uang. Ia pun emosi dan berniat untuk membunuh keponakannya.

“Pelaku mengaku meminjam uang untuk membayar utangnya membeli narkoba jenis sabu-sabu tapi tidak diberi,” kata Kapolsek Terusan Nunyai, Iptu Susanto, Senin (16/11/2020).

Baca juga: Kisah Bocah 8 Tahun Dianiaya Paman hingga Tewas, Motifnya Dendam dengan Orangtua Korban

2. Diajak belajar naik sepeda motor

Di hari kejadian, setelah tak dipinjami uang oleh sang kakak, ELS mengajak keponakannya FA untuk pergi keluar. Kepada FA, dia berjani akan mengajarinya naik sepeda motor.

FA pun dibawa ke area pembuatan batu bata yag berjarak sekitar beberapa ratus meter dari rumah korban.

Di lokasi tersebut, FA dianiaya oleh pamannya sendiri dengan menggunakan senjata tajam.

Setelah keponakannya terlihat lemas, ELS meninggalkannya begitu saja.

Baca juga: Bocah Dibunuh, Jasad Dibawa dengan Sepeda Motor ke Luar Kota, Pelaku Orangtuanya Sendiri

3. Kabur dengan kondisi luka

IlustrasiShutterstock Ilustrasi
Saat ditemukan, FA masih hidup dan dalam kondisi bersimbah darah. Bahkan ia sempat kabur untuk pulang ke rumah orangtuanya.

Namun FA ditemukan pada Sabtu sore sekitar pukul 17.00 WIB di areal pembuatan batu bata dengan luka sayat di leher dan paha.

"Posisinya (korban) terlungkup dan sudah bersimbah darah. Karena banyak yang teriak minta tolong lalu banyak warga mendatangi lokasi," kata salah seorang warga, Minggu (15/11/2020) dilansir dari Tribunlampung.co.id.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com