Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Puluhan Warga Tasikmalaya Keracunan Makanan Pesta, Lokasi Terpencil hingga Pasien Dirawat di Madrasah

Kompas.com - 17/11/2020, 14:59 WIB
Rachmawati

Editor

Ia mengatakan para pasien tinggal di wilayah pegunungan dan lokasi terpencil jauh dari pusat kota.

"Sengaja kalau yang korban asal sini, kita rawat di ruangan darurat madrasah ini," jelasnya.

Baca juga: Keracunan Jamur Balado, Satu Keluarga di Cianjur Dilarikan ke Puskesmas

Menurut dokter Fitriani, korban tak hanya dari Desa Sukasenang. Tapi ada juga pasien yang berasal dari desa lain namun masih berada di kawasan Singaparna.

Saat ini mereka dirawat di Puskesmas Tinewati Singaparna.

"Selain di sini juga ada korban lainnya di Singaparna dekat lokasi acara hajatan. Kalau jumlahnya di sana gak sebanyak di sini," tambahnya.

Tercatat total ada 74 orang yang menjadi korban keracunan makanan pesta.

"Kalau total korban yang sempat mendapatkan pemeriksaan medis berjumlah 74 orang. Sebanyak 30 korban masih dirawat di ruang darurat madrasah Kampung Cilimus, 5 orang lagi dirawat di Puskesmas Tinewati, Singaparna, sisanya sudah sembuh," kata dr Fitriani.

Baca juga: Keracunan Massal di Tasikmalaya Ditetapkan Jadi KLB, Total Korban 215 Orang

4. Sampel makanan diperiksa di lab

Dokter fitriani mengatakan petugas saat ini sudah mengambil sampel sisa makanan untuk dikirim ke laboratorium di Bandung.

"Petugas juga secara langsung telah mengambil sampel sisa makanan dan muntahan pasien. Sampel sudah dikirim untuk diperiksa ke Laboratorium di Bandung," jelasnya.

Dari pengakuan warga, makanan yang hidangkan di pesta ulang tahun itu berasal dari catering yang dipesan dari seseorang yang berasal dari Kampung Cintawana, Desa Cikunteun, kecamatan Singaparna.

Baca juga: Fakta Ratusan Warga Keracunan Nasi Kuning di Tasikmalaya, Kekurangan Tenaga Medis dan Diduga karena Santan

"Mulai ada yang merasakan keracunan itu pada malam harinya seperti mual, sakit perut, pusing, muntah dan mencret setelah makan sambel goreng kentang, nasi putih, pepes ikan mujair, sayur tahu, cabai hijau, daging ayam, sayur sop, es krim dan kerupuk udang," jelas Kepala Desa Sukasenang, yaya Suryawan.

Pihaknya pun telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan Dinas Kesehatan setempat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

"Sampai saat ini masih terus berkoordinasi dengan puskesmas, kecamatan, polsek dan babinsa guna penanggulangan dan mengantisipasi penambahan pasien," ujarnya.

Baca juga: Korban Keracunan Nasi Kuning di Tasikmalaya Terus Bertambah, Tenaga Medis Kurang

5. Dugaan makanan terpapar bakteri

Ilustrasi bakteri, virusShutterstock Ilustrasi bakteri, virus
Dokter Fitri mengatakan penyebab keracunan makanan karena ada bakteri yang masuk. Namun untuk memastikannya harus menunggu hasil lab.

"Tapi yang pasti penyebab keracunan ini akibat asupan makanan yang tak sesuai dengan pencernaan dan adanya bakteri yang masuk. Namun, pastinya nanti hasil uji lab sudah keluar baru akan diketahui," katanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com