Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepi "Job", Pemusik Ini Pilih Bisnis Teh Daun Kelor Saat Pandemi Covid-19

Kompas.com - 17/11/2020, 11:56 WIB
Achmad Faizal,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 memacu sebagian orang untuk meningkatkan kreatifitas usaha guna agar tetap bertahan hidup.

Di Surabaya, seorang pemusik banting stir menjadi produsen teh daun kelor.

Sebelum pandemi, Hosea Benny Setiyono (35) adalah seorang guru musik yang biasa melayani les privat piano.

Dia juga kerap tampil sebagai pengiring musik acara pernikahan dan komunitas gereja. Sang istri juga pegawai salah satu perusahaan swasta di Surabaya.

Belum lagi upahnya sebagai editor sekaligus penulis di salah satu tabloid renungan salah satu gereja.

Baca juga: Ini Cara Beternak Lebah Madu hingga Hasilkan Omzet Rp 10 Juta Per Bulan

"Penghasilan boleh dikatakan lumayan, di atas UMR Kota Surabaya," kata pria yang akrab dipanggil Benny ini, kepada Kompas.com, Senin (16/11/2020).

Namun, kondisi pandemi Covid-19 merubah segalanya. Para murid menghentikan les piano yang diampunya.

Pekerjaan main musik sudah tidak ada karena pemerintah menerapkan pembatasan sosial. Penghasilan sang istri dari perusahaan juga berkurang karena pola kerja yang juga berubah.

"Sempat pusing karena penghasilan menurun drastis, penagih kredit mobil juga bolak balik telepon menanyakan pembayaran," ujar warga Kecamatan Rungkut Surabaya ini.

Namun, Benny tidak menyerah dengan kondisi tersebut. Menanggung seorang istri dan seorang anak yang belum genap berusia 2 tahun, dia memutar otak untuk menjalankan bisnis apa saja.

"Dari jualan sambal hingga minuman jahe pernah saya coba, namun belum berhasil. Tapi, saya tidak boleh berhenti mencoba," ungkap dia.

 

Terakhir, Benny berinisiatif mengeksplorasi daun kelor yang dipercaya mampu meningkatkan daya tahan tubuh dan mengandung banyak vitamin.

"Bahan baku daun kelor juga melimpah. Kakak saya di Sumbar menjamin daun kelor di sana sangar melimpah bahkan ditanam di pagar-pagar rumah warga," ujar dia.

Uji coba terus dilakukan termasuk untuk mengemas daun kelor sebagai produk daun teh kemasan.

Untuk mengurangi aroma langu yang ada di daun kelor, dia menambahkan kombinasi kayu manis.

"Tapi, ada beberapa orang yang malah meminta agar aroma khas kelor tetap ada. Akhirnya saya menyediakan satu varian teh daun kelor original. Ada juga yang saya tambahkan varian jahe untuk mereka yang suka kombinasi teh dengan jahe," terang dia.

Produk daun teh kemasan yang diberi merek CHE Teh oleh Benny dibanderol Rp 25.000 per pak untuk varian original, sementara varian kombinasi dengan jahe dibanderol lebih mahal yakni Rp 30.000 per pak.

Baca juga: Kisah Penjual Rujak Cantik Asal Tasikmalaya: Dulu Anak Manja, Kini Tak Malu Jualan di Pinggir Jalan

 

Setiap pak berisi 20 kantong teh yang cara penyajiannya seperti teh celup, yakni tinggal diseduh dengan air.

Produk teh daun kelor yang dikembangkan Benny nampaknya direspons baik oleh publik.

Buktinya, permintaan produk tersebut terus bertambah beberapa bulan terakhir.

 

Pada Mei, dia hanya berhasil menjual 16 pak. Juni penjualan meningkat hingga 350 pak dan Juli 400 pak habis terjual.

"Hasil penjualan memang tidak seperti penghasilan sebelum pandemi, omzetnya hanya sekitar Rp 8 juta, tapi paling tidak ada harapan bagi kami untuk terus bertahan dan mengembangkan usaha," ucap dia.

Beberapa kalangan masyarakat menurut dia memang memiliki pandangan sendiri soal daun kelor yang dianggap daun mistis, namun baginya daun kelor mengandung banyak vitamin, yang dibutuhkan tubuh di tengah pandemi.

Baca juga: Intip Kreativitas Mahasiswa di Maumere, Mengolah Daun Kelor Jadi Mi

 

Bahkan menurutnya daun kelor sempat disebut ajaib oleh WHO karena mengandung berbagai nutrisi serta vitamin dari vitamin A, B, C, hingga vitamin E.

Benny mengaku memiliki banyak rencana pengembangan bisnis teh daun kelor yang dikelolanya, dari membuka sistem reseller dan dropshipper bagi masyarakat yang ingin bergabung dalam bisnisnya.

"Semoga teh daun kelor membawa manfaat kesehatan yang signifikan bagi masyarakat di tengah pandemi," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com