SURABAYA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 memacu sebagian orang untuk meningkatkan kreatifitas usaha guna agar tetap bertahan hidup.
Di Surabaya, seorang pemusik banting stir menjadi produsen teh daun kelor.
Sebelum pandemi, Hosea Benny Setiyono (35) adalah seorang guru musik yang biasa melayani les privat piano.
Dia juga kerap tampil sebagai pengiring musik acara pernikahan dan komunitas gereja. Sang istri juga pegawai salah satu perusahaan swasta di Surabaya.
Belum lagi upahnya sebagai editor sekaligus penulis di salah satu tabloid renungan salah satu gereja.
Baca juga: Ini Cara Beternak Lebah Madu hingga Hasilkan Omzet Rp 10 Juta Per Bulan
"Penghasilan boleh dikatakan lumayan, di atas UMR Kota Surabaya," kata pria yang akrab dipanggil Benny ini, kepada Kompas.com, Senin (16/11/2020).
Namun, kondisi pandemi Covid-19 merubah segalanya. Para murid menghentikan les piano yang diampunya.
Pekerjaan main musik sudah tidak ada karena pemerintah menerapkan pembatasan sosial. Penghasilan sang istri dari perusahaan juga berkurang karena pola kerja yang juga berubah.
"Sempat pusing karena penghasilan menurun drastis, penagih kredit mobil juga bolak balik telepon menanyakan pembayaran," ujar warga Kecamatan Rungkut Surabaya ini.
Namun, Benny tidak menyerah dengan kondisi tersebut. Menanggung seorang istri dan seorang anak yang belum genap berusia 2 tahun, dia memutar otak untuk menjalankan bisnis apa saja.
"Dari jualan sambal hingga minuman jahe pernah saya coba, namun belum berhasil. Tapi, saya tidak boleh berhenti mencoba," ungkap dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.