Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip 'Kebun Ceria', dari Lahan Angker hingga Penyelamat Dompet Warga di Mojokerto

Kompas.com - 16/11/2020, 07:15 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

 

Masyarakat lingkungan RT 004 menanam sayur untuk kebutuhan mereka, saling sapa antar tetangga, hingga berdiskusi untuk menata lingkungan.

Setiap hari, dari pagi hingga malam, masyarakat mulai dari anak-anak sampai orang dewasa memanfaatkannya untuk berkumpul.

Bahkan, menurut Ketua RT 004 Setyo Wahyudi, sejak Pandemi Covid-19 berlangsung, tempat itu kian ramai dengan kehadiran anak-anak untuk belajar daring.

"Mulai pagi sampai malam, tempat ini sudah ramai. Pagi sampai siang anak-anak belajar daring di sini, agak siang ada ibu-ibu, lalu kalau malam ganti bapak-bapak yang ngumpul," kata Setyo.

Sebagai tempat sejuk di tengah perkotaan, kebun bekas tempat 'angker' tersebut dalam perkembangannya di desain sebagai taman mini yang menghadirkan kesejukan, kebersihan udara hingga sayur-sayuran sehat.

"Kebun ini menjadi favorit warga, setiap saat ada saja yang ke sini. Ada yang sekedar nongkrong, ada yang ngecek tanaman atau olahraga, macam-macam kegiatannya. Makanya, tempat ini kami namakan sebagai 'Kebun Ceria'," kata Setyo.

Pemanfaatan lahan tidur menjadi lahan produktif tersebut menjadi awal munculnya kesadaran bersama untuk menciptakan suasana bersih dan asri di lingkungan RT 004.

Dari tempat itu, muncul gagasan-gagasan untuk membersihkan Sungai Sinoman dari sampah serta menjadikannya sebagai tempat memelihara ikan.

Kini, warga lingkungan RT 004 Kelurahan Miji dan lingkungan RT 001 Kelurahan Kranggan, bisa menikmati suasana bersih dan asri Sungai Sinoman.

Sejak 6 bulan lalu, warga di bantaran Sungai Sinoman juga bisa menikmati pemandangan lalu lalang berbagai jenis ikan di dalam sungai.

Baca juga: Kisah Bidan Siti Bantu Wanita Melahirkan di Emperan Toko, Tidak Ada Peralatan Medis dan Berlangsung Dramatis

Padahal0, sebelum itu, kata Sri Asniati, warga lingkungan RT 004, Sungai Sinoman adalah sungai kotor dan dipenuhi sampah, serta mengeluarkan aroma tidak sedap.

"Dulu kalau musim kemarau, harus tutup hidung kalau lewat sungai. Sungai banyak sampahnya," ungkap Sri Asniati.

Penyelamat saat pandemi

Perubahan lahan tidur menjadi lahan produktif di lingkungan RT 004 Kelurahan Miji, Kota Mojokerto, menghadirkan segudang manfaat bagi masyarakat setempat.

Menurut Ketua RW 006 Iskak, Pandemi Covid-19 memberi dampak pada usaha yang selama ini dijalankan warga, khususnya warga lingkungan RT 004, sebagai sentra kerajinan tas, sandal dan sepatu.

Aktifitas mengolah lahan dan menanam sayur di Kebun Ceria membuat mereka bisa mengabaikan dampak negatif akibat Pandemi Covid-19.

Iskak menuturkan, dari proses pengolahan bekas kebun 'angker', warga bisa mendapatkan sayur yang mereka perlukan secara cuma-cuma.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com