Limbah tersebut digunakan untuk memberi pakan 30 ekor babi miliknya.
"Istilahnya sekalian bekerja karena saya beternak babi, nyari makannya dari limbah sisa makanan, hotel restoran. Ambil limbah itu lah saya ajak anjing-anjing ini," katanya.
Dengan membonceng enam anjing, ia mengaku harus lebih berhati-hati dalam berkendara.
Saat di jalan, seringkali Lelut mendapat respon beragam dari warga yang melihatnya.
Ada yang takut, ada yang heran, dan ada yang kagum.
"Kebanyakan minta foto-foto tapi," katanya.
Adapun 22 ekor anjing itu akan bergantian diajak jalan-jalan. Dalam seminggu ia biasanya dua kali melakukannya.
Ia mengatakan, dalam merawat 22 anjing harus menyisikan setidaknya Rp 2 juta hingga Rp 3 juta untuk biaya perawatan hingga makanannya.
Anjingnya ia beri makan nasi, ayam, dan makanan anjing setiap harinya.
"Susahnya ya biaya operasional, perawatan kesehatan dan makan," katanya.
Lelut mengatakan, memelihara anjing sangatlah gampang. Namun yang sulit adalah merawatnya.
Ia berpesan kepada masyarakat jika punya anjing dirawat hingga mati, jangan dibuang jika sudah bosan.
Sebab, sejak pandemi Covid-19 ini, ia menemui lebih banyak anjing peliharaan yang dibuang atau diliarkan.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan