Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Sentra Penghasil Madu Alam Asli di Bangka Barat

Kompas.com - 14/11/2020, 08:00 WIB
Heru Dahnur ,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

BANGKA, KOMPAS.com - Kotak-kotak kayu berukuran 30 x 10 sentimeter berbaris rapi di sela tanaman karet petani di Desa Pelangas, Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung.

Kawanan lebah terlihat beterbangan di sekitar kotak kayu tersebut.

Untuk mendekatinya, pengunjung harus mengenakan alat pelindung diri.

Ini adalah salah satu sentra budidaya lebah madu.

Baca juga: BPOM: Madu Palsu Tak Layak Dikonsumsi, Terutama Penderita Diabetes

Masyarakat setempat menyebutnya dengan madu kelulut. Madu dengan rasa manis, sedikit encer berpadu dengan aroma bunga.

Budidaya madu mulai digencarkan sejak 3 tahun terakhir.

Selama pandemi Covid-19, produksi madu tetap dilakukan, meskipun dengan jumlah terbatas.

Masyarakat setempat mengemas madu sesuai pesanan, sehingga rasa dan keasliannya tetap terjaga.

"Kami produksi untuk jenis madu kelulut. Budidaya menggunakan kotak kayu dengan panen dua kali seminggu," kata petani madu di Desa Pangkalberas, Saidin kepada Kompas.com, Jumat (13/11/2020).

Baca juga: Selama 1 Tahun, Keuntungan Jual Madu Banten Palsu Mencapai Rp 8 Miliar

Saidin menuturkan, panen dilakukan terbatas, karena pasar penjualan madu masih bersifat lokal.

Beberapa kali pengiriman dilakukan ke luar daerah, namun belum konsisten.

Biasanya pedagang pengepul akan melakukan pemesanan apabila stok di toko-toko sudah habis terjual.

"Sekarang sudah banyak yang mengusahakan madu koloni ini, karena desa ini dicanangkan juga sebagai penghasil madu alam. Pengunjung bisa datang dengan mencicipi langsung di koloni madu para petani," ujar Saidin.

Baca juga: Penjual Madu Palsu Mengaku Sebagian Keuntungan untuk Yatim Piatu

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com