Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikuti Google Maps, Pengemudi Mobil Ini Dibuat Merinding Tersesat di Hutan Pacet

Kompas.com - 13/11/2020, 20:33 WIB
Robertus Belarminus

Editor


KOMPAS.com - Pengemudi mobil Daihatsu Xenia, Suryadi (31), tersesat di hutan Pacet, Kabupaten Mojokerto, setelah mengikuti panduan aplikasi Google Maps, Kamis (12/11/2020) malam.

Mobil yang dikemudian Suryadi tiba-tiba berada di tegalan yang jauh dari pemukiman warga.

Lokasi tepatnya, dia tersesar di pinggir sungai dan area persawahan di kawasan hutan Air Terjun Canggu Pacet.

Padahal, akses jalan di sana penuh batu sehingga tidak memungkinkan dapat dilewati roda dua apalagi kendaraan roda empat.

Baca juga: Detik-detik Menegangkan Bidan Siti Indriyani Bantu Wanita Melahirkan di Pasar, Tanpa Peralatan Medis

Kejadian berawal saat dia seorang diri mengendarai mobil pulang bekerja dari Malang hendak pulang ke tempat tinggalnya di Kelurahan Kertajaya, Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya.

Selama di perjalanan dia tidak merasakan keanehan ketika masuk ke Gerbang Tol Malang menuju Surabaya sekitar pukul 19.00 WIB.

Dia menggunakan aplikasi Google Maps yang didengar melalui headset sebagai pemandu jalan.

Kendaraannya melaju dalam kecepatan normal melintasi Jalan Tol Malang-Surabaya.

"Saya mau pulang ke Surabaya kerena tidak paham jalan saya pakai Google Maps tapi enggak melihat handphone cuma dengar pakai headset," ungkap Suryadi, seperti dilansir Surya.co.id, Jumat (13/11/2020).

Tiba-tiba suara dari pemandu jalan aplikasi Google Maps itu menyuruhnya belok keluar ke pintu Tol Purwodadi, Pandaan.

"Ya saya ikuti, itu setelah jalan kaca mobil sebelah kiri ada yang mengetuk, nah di situ mulai saya merinding segala macam," terang dia.

Selama berjalan 1 jam, kondisi jalan terasa bagus namun ia tak melihat orang atau pengendara lainnya.

Dia baru tersadar saat mobilnya terjebak, ternyata ia sudah berada di hutan.

"Saya sadar saat mobil tidak bisa dan digas tetap enggak jalan, saya turun menyalakan senter lho ternyata ini hutan tidak ada rumah sama sekali. Ya saya ikuti suara dari Google Maps," ujar dia.

 

Suryadi mengaku, tidak sadar kalau jalan yang dilewatinya itu terjal penuh bebatuan.

Sebab, dia menilai kondisi jalan bagus, bahkan dia mengaku kecepatan mobil sekitar 80 kilometer sampai 100 kilometer per jam.

"Sebelum aku turun dan gas ya seperti jalan bagus dan jalannya lurus kanan kiri kabut. Saya dari Malang pukul 18.30 WIB dan di lokasi sekitar 20.30 WIB di lokasi sedangkan di dalam mobil sekitar satu jam," terang dia.

Jaka, seorang relawan yang membantu proses evakuasi mobil, mengatakan, setelah menghentikan kendaraannya, Suryadi berdiam diri di dalam mobil dan berupaya menghubungi orang terdekat namun tidak direspons.

Dia akhirnya menghubungi Suara Surabaya untuk meminta pertolongan.

Pihak Kepolisian Polsek Pacet bersama warga setempat dan relawan menuju ke lokasi kejadian mobil yang terjebak sekitar pukul 21.00 WIB.

Baca juga: Profil Titik Masudah, Adik Menaker yang Mendampingi Calon Petahana di Pilkada Mojokerto

Mobil dievakuasi dengan didorong bersama puluhan warga dan bantuan mobil lain.

"Mobil dievakuasi sekitar pukul 23.15 WIB," ucap Jaka.

Jaka menambahkan, korban mengalami trauma dan beristirahat di Aspol Polsek Pacet.

Korban tidak merasakan kejanggalan saat melewati kondisi jalan ekstrem di mana banyak batu.

"Pengakuan pengemudi mobil melaju kecepatan 80 kilometer sampai 100 kilometer dan baik-baik saja cuma memang dia bilang ada kabut pada kanan kiri jalan yang jaraknya 1,5 kilometer dari jalan raya," ujar dia.

-------------------

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul, "Google Maps Sesatkan Sopir Xenia, Mobil Tiba-tiba di Hutan Pacet Mojokerto di Malam Jumat, Merinding" (SURYA.CO.ID/MOHAMMAD ROMADONI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com