Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Kera Liar Rusak Lahan Pertanian Warga di Kabupaten Semarang

Kompas.com - 13/11/2020, 16:16 WIB
Dian Ade Permana,
Dony Aprian

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Serangan kera liar mulai meresahkan warga di kawasan Bandungan Kecamatan Semarang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Hewan tersebut sebulan terakhir mulai masuk ke area pertanian hingga memakan pohon yang ditanam warga.

Kepala Dusun Duren, Desa Duren, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang Asrori mengatakan, serangan kera liar sudah masuk ke empat dusun di Desa Duren.

"Dari sembilan dusun, kera sudah merusak area pertanian yang ada di empat dusun, yakni Dusun Legoksari, Clapar, Duren, dan Dusun Kropoh," jelasnya, Jumat (13/11/2020).

Baca juga: Kantor Lurah Berantakan Diserang Puluhan Kera

Asrori mengatakan, kerusakan lahan pertanian karena serangan kera di Dusun Duren belum begitu parah.

"Antisipasi yang bisa dilakukan saat ini adalah melakukan pengusiran kera," ungkapnya.

Dia menambahkan, lahan yang rusak parah adalah yang ditanami ketela, jagung, kelengkeng, serta sayur.

Berbeda dengan lahan di sisi timur kaki Gunung Ungaran yang ditanamai bunga potong dan bunga tabur.

Asrori menduga ada migrasi kera dari daerah gunung karena sebelumnya di wilayahnya jumlah kera terhitung sedikit.

"Dari pengamatan kami, jenis kera di sini dengan kera di Pereng Putih, yang berada di wilayah atas Desa Duren berbeda, dugaannya sudah bermutasi. Yang masuk wilayah Desa Duren kera ekor panjang,” paparnya.

Baca juga: Imbas Pandemi Corona, Puluhan Kera yang Diduga Kelaparan Serang Kantor Lurah

Saat ini yang bisa dilakukan warga agar kerusakan lahan pertanian tidak meluas adalah dengan melakukan patroli hutan.

"Kami menggunakan peralatan yang bisa menghasilkan bunyi, termasuk membawa petasan bola api kecil," terangnya.

Dia berharap ada solusi bersama dari pemangku kebijakan agar serangan kera bisa segera berakhir.

"Pilihan yang sudah dilakukan Pemerintah Desa Duren, belum lama ini sudah berupaya membeli berbagai macam buah untuk makan kera. Namun tidak maksimal dan cenderung memerlukan biaya yang tidak sedikit," kata Asrori.

Dia menegaskan, warga sudah berupaya maksimal untuk mengusir kera.

"Kalau tidak diusir, misalnya memasuki musim panen buah kelengkeng dan diamankan pakai blongsong. Buahnya habis tinggal blongsong-nya saja,” ungkap Asrori.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com