Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Pedagang Meninggal karena Covid-19 di Solo Dikarantina, Sempat Tolak Swab

Kompas.com - 13/11/2020, 15:03 WIB
Labib Zamani,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Keluarga pedagang sayur dan bahan makanan yang meninggal setelah positif Covid-19 di Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah sudah menutup sementara tokonya.

Keluarga itu sekarang sudah melaksanakan karantina mandiri seperti yang dianjurkan pemerintah.

"Kemarin sudah tutup (tokonya). Sekarang karantina mandiri," kata Lurah Mojo, Margono dikonfirmasi Kompas.com di Solo, Jawa Tengah, Jumat (13/11/2020).

Baca juga: Fakta Kebakaran Pasar Weleri di Kendal, 90 Persen Bangunan Ludes, Pedagang Memaksa Selamatkan Barang

Margono mengaku tidak mengetahui persis riwayat pedagang sayur dan bahan makanan yang meninggal positif Covid-19.

"Saya cuma di-WA dari Puskesmas bahwa ada warga ini kasusnya suspek (PDP). Hari Minggu tanggal 8 November itu saya ke sana (rumah pedagang) tidak ketemu ibunya. Terus saya ketemu menantunya yang rumahnya di depannya," terang dia.

"Saya menyampaikan ke menantunya 'mas saya dapat info dari Puskesmas kalau bisa karantina mandiri dulu'. Saya juga minta nomor telepon ibunya saya sampaikan ke Puskesmas," sambung dia.

Pedagang sayur dan bahan makanan itu dirawat di rumah sakit dengan status suspek.

Kemudian pedagang itu meninggal dunia, Rabu (11/11/2020) dengan hasil swab-nya terkonfirmasi positif Covid-19.

Baca juga: Menyoal Penghentian Operasional RRI Solo, 4 Pegawai Positif Covid-19, Berawal dari Pergelaran Ketoprak

Kontak erat pedagang sayur dan bahan makanan itu pun masuk tracing dan dilaksanakan pemeriksaan uji swab.

Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani membenarkan, pedagang sayur dan bahan makanan asal Mojo meninggal positif Covid-19.

Untuk keluarga saat ini sudah dilakukan swab.

Ahyani mengatakan keluarga pedagang sayur dan bahan makanan meninggal positif Covid-19 awalnya menolak untuk di-swab.

Namun, setelah diberikan pemahaman, akhirnya mereka bersedia.

"Awal-awal sempat menolak (di-swab) karena merasa tidak Covid-19. Sekarang sudah di-swab tinggal menunggu hasil karantina mandiri," kata Ahyani.

Baca juga: Satgas Sebut Penularan Covid-19 di Solo Sudah Terjadi Antar-tetangga

Dia menambahkan terus meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di Solo dikarenakan adanya peningkatan aktivitas tracing.

"Hampir setiap tracing kontak pasien positif Covid-19 rata-rata 20 persen itu tersaring," ungkap Ahyani.

Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo meminta masyarakat tidak takut di-swab atau di-rapid test.

Karena swab dan rapid test salah satu cara untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.

"Kalau tidak mau di-swab atau rapid test itu nanti akan terjadi penyebaran (Covid-19) yang sangat luar biasa, sehingga terjadi banyak korban," terang dia.

Baca juga: Fakta Hilangnya Sepeda Legendaris Milik Tarwi, Dicuri di Surabaya dan Dijual Rp 12 Juta di Solo

Rudy juga mengatakan peran Jogo Tonggo di setiap kelurahan penting dalam upaya pemutusan rantai penyebaran Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com