Ahyani mengatakan keluarga pedagang sayur dan bahan makanan meninggal positif Covid-19 awalnya menolak untuk di-swab.
Namun, setelah diberikan pemahaman, akhirnya mereka bersedia.
"Awal-awal sempat menolak (di-swab) karena merasa tidak Covid-19. Sekarang sudah di-swab tinggal menunggu hasil karantina mandiri," kata Ahyani.
Baca juga: Satgas Sebut Penularan Covid-19 di Solo Sudah Terjadi Antar-tetangga
Dia menambahkan terus meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di Solo dikarenakan adanya peningkatan aktivitas tracing.
"Hampir setiap tracing kontak pasien positif Covid-19 rata-rata 20 persen itu tersaring," ungkap Ahyani.
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo meminta masyarakat tidak takut di-swab atau di-rapid test.
Karena swab dan rapid test salah satu cara untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.
"Kalau tidak mau di-swab atau rapid test itu nanti akan terjadi penyebaran (Covid-19) yang sangat luar biasa, sehingga terjadi banyak korban," terang dia.
Baca juga: Fakta Hilangnya Sepeda Legendaris Milik Tarwi, Dicuri di Surabaya dan Dijual Rp 12 Juta di Solo
Rudy juga mengatakan peran Jogo Tonggo di setiap kelurahan penting dalam upaya pemutusan rantai penyebaran Covid-19.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.