KOMPAS.com - Sebanyak 13 orang guru salah satu sekolah menengah atas (SMA) di Kecamatan Polokarto, Sukoharjo, positif terinfeksi Covid-19.
Kasus ini bermula dari salah satu guru yang yang tidak merasakan gejala apa pun, tetapi rupanya terjangkit corona.
Kasus belasan orang guru positif Covid-19 ini menjadi klaster baru di Kabupaten Sukoharjo.
Baca juga: Kisah Pengantin Perempuan Meninggal karena Covid-19, Ibu dan Ayahnya Menyusul Tiada Secara Berurutan
Anak dan istri guru itu lebih dahulu dinyatakan positif Covid-19.
Namun, guru tersebut tidak menyadari dirinya terjangkit virus karena tidak merasakan gejala sama sekali.
Padahal, belakangan ini dia berkontak dengan sejumlah orang, termasuk guru-guru di sekolah tempatnya bekerja.
Baca juga: Seorang Guru SMA di Sukoharjo Positif Covid-19 dan Tulari 12 Guru Lainnya
Setelah guru itu dinyatakan positif Covid-19, guru-guru lain yang sudah berkontak diminta tes swab.
Hasilnya, ada 12 guru lain yang terpapar virus corona.
"Terus teman-temannya yang kontak dengan guru itu di-swab bersama-sama. Ada 17 orang yang di-swab yang positif ada 12 orang," katanya saat dihubungi wartawan, Kamis (12/11/2020).
Karena termasuk orang tanpa gejala (OTG), mereka diminta menjalani karantina mandiri.
Baca juga: Bapak Kapolri, Bapak Presiden, Sekolah Kami Dirusak Oknum Tak Bertanggung Jawab
"Untuk antisipasi penularan guru harus terbuka. Kalau ada keluarga dekat yang terpapar harus terbuka. Kemudian bisa didorong paling tidak minimal rapid test. Kalau dilihat hasilnya reaktif bisa ditindaklanjuti swab," ungkap dia.
Sekolah pun ditutup untuk sementara, sedangkan pembelajaran siswa masih tetap scara daring seperti biasa.
"Penutupan sementara aktivitas sekolah langsung dimulai kemarin setelah mengetahui hasil swab para guru positif," kata dia.
Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Sukoharjo Yunia Wahdiyati mengatakan, penutupan sekolah masih menunggu hasil tes swab kontak lini kedua.
"Lamanya (penutupan) sampai menunggu hasil swab kontak erat lini kedua. Lini kedua ini ada lebih dari 20 orang yang di-swab," kata dia.
Menurut dia, kasus di sekolah ini bukanlah kali pertama.
Sebelumnya sudah ada klaster yang juga berasal dari salah satu sekolah di Sukoharjo.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor : Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.