Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Petani Madu di Sikka, Panen di Malam Hari hingga Buat Acara Adat demi Madu Berkhasiat

Kompas.com - 12/11/2020, 16:46 WIB
Nansianus Taris,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

Bernadus mengungkapkan, Madu Hutan Sikka tidak hanya dijual di Kabupaten Sikka, tetapi sudah merambah keluar daerah, yakni di pulau Jawa.

“Yang di luar Jawa, mereka pesan lewat telepon, kami tinggal kirim lewat pos saja. Sampai saat ini, sudah puluhan botol yang dikirim ke Jawa,” ungkap Bernadus.

Bernadus mengaku, pendapatan dari produksi dan jual madu berubah-ubah per tahunnya. Ia menyebutkan, hasilnya cukup lumayan.

“Tahun lalu, kami hasil 300 botol. Itu dijual Rp 50.000 per botol bisa belasan juta. Itu tadi, hasilnya kan tergantung banyak madu. Tahun ini, hasil produksi kurang karena madu sedikit. Itu karena kemarau panjang,” ujar Bernadus.

Bernadus mengatakan, madu hutan murni yang diproduksi kelompok pengelola madu Wairbukan tersebut sangat berkhasiat.

Baca juga: Puluhan Hektar Padi dan Hortikultura di Sikka Gagal Panen akibat Kekeringan

Beberapa di antaranya, bisa mengobati batuk, demam, kembung, luka, meningkatkan daya tahan tubuh, dan aneka penyakit dalam.

“Sederhana saja cara buatnya. Campurkan madu dengan kunyit atau jahe yang sudah diparut, lalu minum. Ini semua sudah terbukti menyembuhkan banyak penyakit,” kata Bernadus.

Panen madu di tengah malam

Bernadus mengaku, dari dulu hingga sekarang, mereka harus memanen madu di malam hari. Pengambilan madu di malam hari itu dilakukan agar terhindar dari sengatan lebah.

“Kalau sarangnya ada 1 mungkin bisa siang. Kalau sarang banyak, lalu kita panen siang hari, kita bisa mati digigit. Makanya harus malam hari, agar aman,” ujar Bernadus.

Bernadus menuturkan, sebelum panen madu dari sarang lebah yang ada, para petani wajib dibuat ritus adat sesuai keyakinan warga setempat.

Nama ritus adatnya adalah tiong tohok. Dalam ritus tiong tohok ini, para petani menyembeli ayam dengan warna disesuaikan dan siri-pinang.

“Ritus ini dibuat di bawah pohon yang ada sarang lebahnya. Dalam ritus ini, kami memohon yang empunya pohon agar sarang lebih makin banyak, madunya semakin bagus, dan bermutu serta berkhasiat,” tutur Bernadus.

Bernadus menuturkan, dalam ritus itu juga, para petani memohon agar 3 kategori lebah yakni lebah pekerja, lebah ratu, dan lebah jantan bisa bekerja sama dengan baik dalam membuat sarang dan menghasilkan madu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com