Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debit Air Kecil, Warga Dusun di Probolinggo Andalkan Air Hujan untuk Minum, Ini Faktanya

Kompas.com - 12/11/2020, 12:05 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sejak empat bulan terakhir, warga Dusun Gedong, Desa Sariwani, kecamatan Sukapura, Probolinggo kekurangan air bersih dan mereka menadah air hujan untuk dikonsumi.

Menurut Camat Supaura, Rahmad Widiharto, selama 24 tahun, warga di di Dusun Gedong memanfaatkan air dari sumber air di Desa Wonkerso, Kecamatan Sumber.

Air dialirkan ke tandon air bersih yang dibuat Program ABRI Masuk Desa pada tahun 1996 lalu. Dari tandon tersebut kemudian air disalurkan ke 119 kepala keluarga di dusun tersebut.

Baca juga: Kekurangan Air Bersih, Warga Andalkan Air Hujan untuk Minum

Namun ternyata beberapa bulan yang lalu, 14 kepala keluarga (KK) Desa Wonorekso juga kekurangan air.

Mereka kemudian mengambil air dari sumber air yang sama dengan warga Dusun Gedong, Desa Sariwani.

Menurut Rahmad, 14 KK tersebut tak memberi tahu warga Dusun Gedong saat mengambil air di sumber. Mereka langsung menyedot air dan dimasukkan ke dalam bak.

“Pada waktu mengambil air untuk 14 KK itu, tidak konfirmasi ke kita, karena mungkin merasa berhak karena lokasi sumber air memang di sana. Air diambil secara manual, disedot dan dimasukkan ke dalam bak."

Baca juga: Musim Kemarau, Warga 8 Kecamatan di Lamongan Mulai Kesulitan Air Bersih

"Karena Desa Wonokerso, Kecamatan Sumber lebih tinggi dari lokasi sumber air, sehingga dibantu mesin pendorong,” ujar Rahmad.

Namun Rahmad menegaskan kekurangan air di Dusun Gedong bukan hanya karena penyedotan air oleh 14 KK.

Namun karena hampir semua warga di desa memanfaatkan sumber mata air dari pegunungan tersebut. Hal tersebut mengakibat debit air kecil.

Baca juga: Kemarau, Warga Tempuh 2 Kilometer dan Antre demi Seember Air Bersih

Air hujan tak masuk ke tanah

Ilustrasi air bersihShutterstock Ilustrasi air bersih
Rahmad juga mengatakan debit air yang ada di sumber mata air merupakan sisa saat musim kemarau kemarin. Menurutnya, walaupun musim hujan sudah turun, air tidak langsung terserap ke tanah.

Bahkan kekurangan air juga dirasakan oleh warga di Desa Sukapura tempat Kantor Camat Sukapura berada.

Sehingga saat hujan turun, warga kemudian menampung air hujan di tandon.

“Bahkan, di Desa Sukapura, yang juga berdiri kantor Kecamatan Sukapura, sudah mulai kesusahan air, karena belum masuknya air ke dalam tanah masuk ke dalam sumber."

Baca juga: Kemarau Panjang, Warga di Sikka Mulai Krisis Air Bersih

"Air melimpah dari tandon sebelumnya itu memang karena air hujan, sehingga air hujan ditadah untuk diminum,” ujar Rahmad.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com