Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan Jalur Trem di Malang Bukti Kemajuan Transportasi Massal Awal Abad Ke-20

Kompas.com - 12/11/2020, 11:02 WIB
Andi Hartik,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Temuan rel trem peninggalan Belanda menjadi salah satu bukti transportasi massal di Kota Malang telah berkembang sejak awal abad ke-20.

Sekretaris Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang Agung H Buana mengatakan, rel itu berfungsi sebagai jalur trem sejak 1903.

"Kita ingin memberikan pembelajaran kepada masyarakat bahwa Malang itu sejak awal 1900-an sudah punya transportasi massal, yang belum dimiliki kota lain," kata Agung usai meninjau temuan tersebut, Rabu (11/11/2020).

Rel itu ditemukan terkubur di perempatan Rajabali, Kota Malang. Rel tersebut membentang di bawah konstruksi jalan di Jalan Basuki Rahmat.

Posisi rel terungkap akibat aktivitas penggalian untuk proyek revitalisasi Kayutangan sebagai kawasan heritage.

Baca juga: BUMDes Ini Tetap Kreatif Selama Pandemi, Buat Perabotan dari Bambu, Omzetnya Belasan Juta Rupiah

Agung mengatakan, keberadaan rel itu harus diketahui oleh masyarakat luas supaya menjadi pengetahuan tentang sejarah Malang pada era kolonial Belanda.

"Temuan rel trem itu menunjukkan bahwa Malang lebih maju dibanding kota lain. History seperti ini perlu kita tampilkan kepada masyarakat, sebagai bagian dari pembelajaran ilmu pengetahuan dan pengenalan kepada masyarakat," jelasnya.

Sulit untuk direaktivasi

Agung mengatakan, reaktivasi jaringan rel itu akan sulit terwujud. Sebab, jaringan rel yang membentang antara Stasiun Blimbing dan Stasiun Jagalan itu sudah tidak utuh.

Sebagian rel sudah dibongkar.

"Sepertinya untuk reaktivasi jalur, hasil pembicaraan tadi, agak sulit. Karena berdasarkan catatan sejarah, sepanjang rangkaian rel tadi, sudah ada yang diambil dan dipotong oleh Belanda," katanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com