Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dongkrak Ekonomi, Jabar Ekspor Sayur hingga Kaktus

Kompas.com - 11/11/2020, 23:09 WIB
Dendi Ramdhani,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Setelah sempat mengekspor ubi dan kopi beberapa bulan lalu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat kembali melepas ekspor sayur, buah, tanaman hias hingga kaktus ke beberapa negara tetangga.

Pelepasan ekspor itu dilakukan langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di UPTD Balai Pengembangan Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman Instalasi Margahayu, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (11/11/2020).

“Ekspor Jabar nomor satu se-Indonesia dan ekspor di bidang pangan hortikultura sepanjang 2020 kurang lebih sampai bulan lalu (Oktober) itu Rp 3 triliun, sehingga ini memberikan optimisme," ucap Emil, sapaan akrabnya dalam siaran pers.

Baca juga: Ridwan Kamil Ungkap Fenomena Klaster Pesantren di Jabar

Ia menuturkan, merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), Jabar menempati peringkat pertama provinsi pengekspor di Indonesia dengan nilai ekspor pada Januari-September 2020 mencapai 19,11 miliar dolar Amerika Serikat atau 16,31 persen dari total ekspor Indonesia periode tersebut.

Meski mampu melakukan ekspor di masa pandemi, Emil mengatakan hasil produk hortikultura di Jabar belum optimal.

Ia menilai, masih banyak lahan kosong di Jabar yang belum dimanfaatkan karena ketidaktahuan pemilik lahan tentang produk yang cocok untuk ditanam di lahan miliknya.

Untuk itu, Emil juga meminta agar Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Jabar membuat forum offtaker yang bertujuan mengetahui produk pangan apa yang tengah laku dan dibutuhkan pasar.

“Setelah itu, memperbesar jaringannya difasilitasi oleh kita, sehingga nanti terjadi hubungan ekonomi yang sangat baik. Tanah yang subur tetap ditanami tumbuhan, ekonomi meningkat untuk warga lokal, dan trader eksportir juga memperbesar pasarnya,” tambahnya.

Selain itu, Emil juga mengatakan bahwa Pemprov Jabar akan mencanangkan program Petani Milenial di 2021.

Hal itu menjadi upaya Jabar dalam menekan arus urbanisasi khususnya untuk generasi milenial yang ada di desa.

“Semoga Januari 2021 kita launching (petani milenial). Hasilnya dibeli dengan harga yang baik di awal dan terjadilah budaya baru, yakni kalau Anda anak muda tidak harus selalu hijrah ke kota, tinggal di desa, rezeki kota, bisnis mendunia,” kata Emil.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Jabar Dadan Hidayat mengatakan, sektor tanaman pangan dan hortikultura merupakan salah satu dari lima sektor lapangan usaha yang masih tetap eksis di masa pandemi Covid-19.

Dadan melanjutkan, berdasarkan data Stasiun Karantina Pertanian Kelas 1 Bandung, nilai transaksi ekspor sektor pertanian sepanjang 2020 untuk komoditas sayuran mencapai 2.774.054 kilogram dan nilai transaksi mencapai Rp 46 miliar dengan negara tujuan Tiongkok, Thailand, dan Singapura.

Baca juga: Persentase Kesembuhan Pasien Covid-19 di Jabar Masih di Bawah Nasional

Selain itu, ekspor komoditas buah sebanyak hampir 2.540.961 kg (Rp 44 miliar) dengan negara tujuan Singapura, Malaysia, Tiongkok, dan Hong Kong. Tanaman obat mencapai 10.800 kg (Rp 312 juta) dengan negara tujuan Singapura, serta tanaman hias 74,520 batang (Rp 2,49 miliar) dengan 54 negara tujuan seperti Turki, Amerika Serikat, Jepang, hingga Italia.

“Berdasarkan data total ekspor sejak awal tahun 2020 di Jawa Barat telah mencapai angka Rp 3 triliun. Orientasi ekspor adalah salah satu solusi yang akan dijadikan alternatif dalam konteks pengembangan komoditas tanaman pangan dan hortikultura di Jawa Barat ke depan,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com