PROBOLINGGO, KOMPAS.com – Beredar video di grup WhatsApp tentang warga Dusun Gedong, Desa Sariwani, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Proboliggo, yang kekurangan air bersih sehingga menadah air hujan untuk dikonsumsi.
Dalam video itu, Suhur, warga setempat, mengaku dirinya dan sejumlah warga kekurangan air bersih beberapa hari terakhir sehingga mengandalkan air hujan.
“Warga selama ini mengandalkan air tendon. Dimatikan tiga hari tandonnya. Di tandon ini, airnya ditahan dulu. Waktu dibuka pipa tandonnya, keluarnya kecil. Kalau kekurangan air minum, saya pakai air hujan lalu dimasak,” kata Suhur.
Camat Sukapura Rahmad Widiharto mengatakan, selama 24 tahun warga Dusun Gedong, Sariwani, Sukapura, memanfaatkan air dari sumber air di Desa Wonokerso, Kecamatan Sumber.
Baca juga: Lurah di Gunungkidul Jadi Tersangka Korupsi Pembangunan Saluran Air Bersih
Karena ada sekitar 14 KK di Desa Wonokerso yang kekurangan air beberapa bulan lalu, warga di sana mengambil air dari sumber air yang sama dengan warga Dusun Gedong, Sariwani.
“Pada waktu mengambil air untuk 14 KK itu, tidak konfirmasi ke kita, karena mungkin merasa berhak karena lokasi sumber air memang di sana. Air diambil secara manual, disedot dan dimasukkan ke dalam bak. Karena Desa Wonokerso, Kecamatan Sumber, lebih tinggi dari lokasi sumber air, sehingga dibantu mesin pendorong,” ujar Rahmad.
Namun, kata Rahmad, kekurangan air bersih warga di Dusun Gedong, Desa Sariwani bukan karena penyedotan oleh 14 KK itu.
Karena memang di semua desa sekarang yang memanfaatkan sumber air dari pengunungan, debitnya kecil.
Sebab, air hujan tidak bisa langsung terserap tanah. Sehingga debit air yang di sumber mata air merupakan sisa di musim kemarau kemarin.
“Bahkan, di Desa Sukapura, yang juga berdiri kantor Kecamatan Sukapura, sudah mulai kesusahan air, karena belum masuknya air ke dalam tanah masuk ke dalam sumber. Air melimpah dari tandon sebelumnya itu memang karena air hujan, sehingga air hujan ditadah untuk diminum,” ujar Rahmad.
Rahmad menyebut, di Dusun Gedong karena ada kekurangan debit air di sumber, akhirnya membuat 119 KK mengalami kekurangan air layak minum.
Baca juga: Musim Kemarau, Warga 8 Kecamatan di Lamongan Mulai Kesulitan Air Bersih
Pada Senin (9/11/2020) lalu, lanjut Rahmad, Tagana mengirimkan air bersih dari Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) ke Dusun Gedong.
Setelah dicari, ternyata salah satu tandon air yang melimpah, sehingga pemerintah desa yang menangani kebutuhan air bersih tersebut.
“Empat bulan itu mulai turunnya debit air dari sumber. Pihak desa sanggup memediasi untuk menangani masalah itu. Memediasi Kecamatan Sumber dan Kecamatan Sukapura,” tukas Rahmad.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.