Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Hujan Abu Merapi, Stupa Candi Borobudur Ditutup Terpaulin

Kompas.com - 11/11/2020, 16:29 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Khairina

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com- Balai Konservasi Borobudur (BKB) menutup sejumlah stupa dan teras lantai lorong Candi Borobudur dengan plastik khusus atau terpaluin.

Penutupan ini untuk mengantisipasi hujan abu yang mungkin terjadi jika Gunung Merapi erupsi.

"Langkah ini menyusul meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Merapi. Sebagai upaya mencegah kerusakan batuan candi bila terjadi hujan abu erupsi Merapi,” kata Kepala BalaiKonservasi Borobudur, Wiwit Kasiyati, ditemui disela-sela pemasangan terpaulin, Rabu (11/11/2020).

Baca juga: Menanti Kejutan Borobudur Marathon 2020 di Tengah Pandemi Covid-19

Penutupan dilakukan secara bertahap sejak Selasa (10/11/2020). Sampai saat ini sudah 32 stupa dari 72 stupa di lantai 8 candi Borobudur yang sudah tertutup terpaulin.

Adapun total stupa ada 1.475 meliputi 1 stupa induk, 72 stupa berlubang dan 1472 stupa kecil.

“Kami juga sudah menyiapkan terpaulin yang diletakkan di beberapa titik di lorong/teras candi, sehingga bisa dipasang sewaktu-waktu dibutuhkan," terang Wiwit.

Menurutnya, terpaulin adalah plastik khusus yang memiliki kualitas baik untuk menahan abu agar tidak tembus ke batu candi.

Bahan ini juga memiliki ketahanan dalam jangka waktu lama dan diklaim tidak merusak struktur batu andesit candi Borobudur.

Penutuan stupa menggunakan bahan ini juga dilakukan BKB saat erupsi Gunung Merapi tahun 2010 silam, dan saat erupsi Gunung Kelud tahun 2014.

Baca juga: Rute Elit Borobudur Marathon 2020 Tak Keluar Pagar Kompleks Candi Borobudur

Koordinator Kelompok Kerja Pemeliharaan Kawasan Cagar Budaya (KCB) Borobudur, Bramantara menambahkan, pemasangan penutup ini sebagai salah satu wujud tanggap BKB terhadap bencana. Langkah ini termasuk bagian dari pengelolaan warisan budaya dunia.

Dijelaskan, terpaulin adalah bahan yang aman saat diaplikasikan ke batu candi karena kelembaban dan temperatur yang tinggi itu akan seimbang.

Walau demikian tidak mudah memasang terpaulin ke stupa sebab di setiap sisi bagian ada perbedaan dimensi. 

"Tidak serta merta dipasang begitu saja, kita harus menata posisinya bagaimana dan sebagainya," kata Bramantara.

Ia mengungkapkan, pihaknya telah mempersiapkan cover stupa candi untuk bagian lainnya seperti lorong dua dan tiga serta keseluruhan stupa. 

Berdasarkan Scanning Electron Microscope (SEM) sendiri, lanjut dia, abu vulkanik memiliki tekstur sangat tajam dan lancip. Ketajaman abu sangat memungkinkan menimbulkan efek pada permukaan batu dan bisa menyebabkan pelapukan. 

"Jika itu bereaksi dengan air hujan, akan menimbulkan kerusakan pada permukaan batu," kata Bramantara. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com